Melati Daeva Mendadak Jadi Sorotan Media China, Ada Apa?

Kamis, 30 April 2020 12:42 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© badmintonindonesia.org
Pebulutangkis ganda campuran Indonesia, Melati Daeva Oktavianti mendadak menjadi sorotan media China, ada apa? Copyright: © badmintonindonesia.org
Pebulutangkis ganda campuran Indonesia, Melati Daeva Oktavianti mendadak menjadi sorotan media China, ada apa?

INDOSPORT.COM - Pebulutangkis ganda campuran Indonesia, Melati Daeva Oktavianti mendadak menjadi sorotan media China, ada apa?

Usai sukses menjuarai turnamen All England 2020, pebulutangkis Melati Daeva memang kerap menjadi sorotan media asing, terutama media China.

Namun belum lama ini, media China, aiyuke.com, kembali menyoroti rekan duet Praveen Jordan tersebut yang menyatakan pikiran positifnya tentang penundaan Olimpiade Tokyo 2020 yang digeser ke tahun 2021.

Penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 yang semula akan diselenggarakan pada 24 Juli - 9 Agustus 2020 digeser menjadi 23 Juli - 8 Agustus 2021 akibat pandemi virus Corona.

Namun pebulutangkis Melati Daeva memandang penundaan tersebut sebagai sesuatu yang positif, karena akan ada lebih banyak waktu untuk melakukan persiapan agar tampil maksimal di Olimpiade Tokyo 2020.

“Penundaan Olimpiade itu membuat pikiran jadi lebih longgar. Sebetulnya kami memang sudah persiapan penuh untuk Olimpiade tahun ini. Tapi karena ditunda, maka kami manfaatkan saja waktu yang ada untuk memperbaiki semua kekurangan,” kata Melati Daeva, dilansir dari Antara yang disorot media China.

Lebih lanjut, perempuan kelahiran Serang, 26 Oktober 1994 itu mengungkapkan jika persiapan untuk olimpiade berbeda dengan persiapan turnamen lainnya. Ada rasa tegang yang dia rasakan meskipun hanya di sesi latihan.

“Persiapan olimpiade itu rasanya memang beda. Saat latihan, kami benar-benar harus fokus ke permainan. Ada rasa tegang juga saat itu. Tapi di satu sisi, kami juga harus rileks dan enjoy dengan permainan. Rasanya sulit dijelaskan,” ungkap Melati.

Sementara itu, bagi pemain jebolan klub bulutangkis PB Djarum Kudus tersebut, konsistensi menjadi semacam pekerjaan rumah (PR) yang harus terus dikerjakan dan diperbaiki, mengingat penampilannya masih naik turun, tidak stabil di beberapa pertandingan.

“Yang pasti, dari segi konsistensinya harus diperbaiki. Kami ingin bisa bermain konsisten di setiap pertandingan, tidak naik turun lagi. Konsistensi ini jadi PR kami,” tutupnya.

Sebelum menjadi juara All England 2020, penampilan Praveen/Melati sempat menurun. Pada ajang Malaysia Masters 2020, Praveen/Melati dihentikan oleh wakil tuan rumah Man Wei Chong/Pearly Tan di babak pertama dengan skor 18-21, 13-21.

Kemudian di turnamen Indonesia Masters 2020, langkah Praveen/Melati hanya sampai ke babak perempat final setelah ditundukkan oleh pasangan Perancis Thom Gicquel/Delphine Delrue dengan skor 19-21, 21-14, 18-21.