Penusukan Monica Seles 1993, Insiden yang Ubah Wajah Dunia Tenis

Jumat, 12 Juni 2020 18:46 WIB
Penulis: Subhan Wirawan | Editor: Arum Kusuma Dewi
© David Cannon/Getty Images for Laureus
Monica Seles di acara Laureus Awards 2010. Copyright: © David Cannon/Getty Images for Laureus
Monica Seles di acara Laureus Awards 2010.
Fanatisme Berujung Penusukan

Insiden kurang terpuji tersebut terjadi pada tahun 1993 silam, tepatnya saat Monica Seles menjalani partai perempat final Citizen Cup yang berlangsung di Hamburg, Jerman.

Walau Seles saat itu masih berusia 19 tahun, namun ia sudah menyandang status petenis top dunia dengan delapan gelar Grand Slam serta menduduki peringkat pertama WTA.

Tidak ada yang menduga bahwa laga yang berlangsung pada tanggal 30 April itu bakal menjadi hari yang buruk buat Seles. Apalagi sang petenis mengawali pertandingan dengan penuh keyakinan sejak awal set.

Saat jeda set kedua, Monica Seles yang menghadapi petenis Bulgaria, Magdalena Maleeva, berhasil unggul 4-3. Di tengah masa istirahatnya, seorang pria Jerman bernama Guenter Parche (38) berhasil menyusup ke area lapangan. 

Dari arah belakang, dia kemudian menusuk punggung bagian atas Seles menggunakan pisau dapur. Meski sempat berdiri dan dibantu orang sekitar, Seles langsung jatuh sambil memegangi punggungnya.

Dikabarkan akibat tusukan itu, Monica Seles menderita luka sedalam 1,5 cm. Ia pun segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan, sedangkan Parche langsung diamankan saat itu juga.

Dilansir laman The Australian, motif penyerangan tersebut didasari atas fanatisme Parche terhadap Steffi Graf yang sama-sama berkewarganegaraan Jerman. Ia tidak rela peringkat dunia Graf disalip oleh Seles. 

Usai kasusnya disidangkan, Parche diketahui tengah mengalami gangguan mental hingga membuatnya cinta berlebihan pada Graf dan begitu membenci Seles.

Akibat kasus tersebut, Seles merasa trauma terlebih saat mengetahui bahwa sang pelaku hanya diberikan hukuman percobaan selama dua tahun. Ia pun tidak pernah lagi mau bertanding di Jerman.

Rasa trauma yang dialami Seles sampai membuatnya absen dua tahun, dan baru comeback kembali pada Juli 1995 dalam sebuah laga eksibisi di Atlantic City Convention Center.

Namun penampilannya tidak lagi sama saat sebelum insiden penusukan, performanya menurun drastis dan cuma bisa meraih satu gelar Grand Slam pada ajang Australia Open 1996.

Andai aksi Guenter Parche tidak terjadi, mungkin Monica Seles masih bisa menguasai peringkat pertama WTA hingga beberapa tahun kedepan mengingat usianya saat itu belum genap 20 tahun.