Indonesia Open 2007: Panggung Perdana Petaka Indonesia Nihil Gelar Dimulai

Kamis, 18 Juni 2020 07:20 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Siapa sangka kalau ternyata turnamen Indonesia Open 2007 mungkin menjadi awal dimulainya petaka nihil gelar wakil Indonesia di rumah sendiri?Foto: Herry Ibrahim/INDOSPORT Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Siapa sangka kalau ternyata turnamen Indonesia Open 2007 mungkin menjadi awal dimulainya petaka nihil gelar wakil Indonesia di rumah sendiri?Foto: Herry Ibrahim/INDOSPORT

INDOSPORT.COM - Siapa sangka kalau ternyata turnamen Indonesia Open 2007 mungkin menjadi awal dimulainya petaka nihil gelar wakil Indonesia di rumah sendiri?

Tidak ada yang menyangka jika tahun 2007, pencinta bulutangkis Indonesia akan melihat tak satu pun atlet bulutangkis Tanah Air berhasil mencapai podium tertinggi di turnamen sebesar Indonesia Open.

Dari lima sektor yang dimainkan di kompetisi Indonesia Open 2007, hanya sektor ganda campuran yang mampu mengirimkan wakil hingga babak final.

Sementara keempat sektor lainnya mentok semifinal, perempatfinal dan bahkan ada yang sudah gugur di babak kedua. Menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang berhasil lolos ke babak final, ekspektasi pencinta bulutangkis Tanah Air sangat tinggi pada pasangan Nova Widianto/Liliyana Natsir.

Sebab, pasangan Nova/Liliyana menjadi satu-satunya bagi Indonesia untuk meraih gelar di kompetisi Indonesia Open. Namun, ekspektasi yang tinggi tersebut ternyata tak berhasil dipenuhi oleh pasangan Nova/Liliyana.

Mendapat dukungan penuh dari publik pencinta bulutangkis Tanah Air, pasangan Nova/Liliyana malah tampil underperform ketika berhadapan dengan pasangan Zhang Bo/Gao Ling.

Lewat pertarungan dalam dua game langsung, pasangan Nova/Liliyana takluk dengan skor 16-21, 11-21 atas pasangan China, Zheng Bo/Gao Ling. Kekalahan tersebut akhirnya menjadi awal petaka bagi Indonesia tanpa gelar di panggung Indonesia Open dan yang lebih parah di hadapan pendukung sendiri.

Pada edisi Indonesia Open tahun 2007, tim bulutangkis China berhasil keluar sebagai juara umum setelah tiga wakilnya di tiga sektor berhasil meraih gelar, sementara dua sektor lainnya dimenangkan oleh wakil Malaysia dan Hong Kong.

Setelah kejadian tahun 2007 tanpa gelar, hal yang sama kembali terjadi di Indonesia Open tahun 2009, 2010 dan 2011, sampai akhirnya Simon Santoso berhasil memutus 'kutukan'  tiga tahun beruntun itu dan keluar sebagai juara di sektor tunggal putra.

Pada tahun 2014, 2015, dan 2016, hal yang sama kembali terjadi, di mana lagi-lagi wakil Indonesia tak ada satu pun yang berhasil mencapai podium tertinggi pada gelaran Indonesia Open yang menjadi turnamen bulutangkis paling bergengsi di Bumi Pertiwi.

Namun, di edisi tiga tahun terakhir, mulai dari tahun 2017 hingga 2019, tim bulutangkis Indonesia belum lagi mengalami panceklik gelar setelah selalu ada yang juara pada salah satu dan dua sektor.

Di tahun 2020 ini, semuanya masih belum serba pasti. Meskipun Indonesia Open rencananya bakal digelar pada November mendatang. Tetapi, di tengah situasi yang serba tak pasti, masih belum ada kepastian apakah gelaran BWF World Tour Super 1000 tersebut akan digelar sesuai dengan jadwal terbaru.