Dinasti Nio Siek In, Hadirkan Klub Legendaris Indonesia Hingga Juara All England

Minggu, 28 Juni 2020 21:01 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Lanjar Wiratri
© S&G/PA Images via Getty Images
Keluarga Nio Siek In atau Zulkarnain Kurniawan adalah salah satu dinasti bulutangkis tersukses di Indonesia, lewat klub hingga juara All England. Copyright: © S&G/PA Images via Getty Images
Keluarga Nio Siek In atau Zulkarnain Kurniawan adalah salah satu dinasti bulutangkis tersukses di Indonesia, lewat klub hingga juara All England.

INDOSPORT.COM – Keluarga Nio Siek In atau Zulkarnain Kurniawan adalah salah satu dinasti bulutangkis tersukses di Indonesia, lewat klub yang didirikan hingga hadirkan prestasi juara All England.

Sebagai salah satu olahraga paling populer di Indonesia, bulutangkis memang memiliki keistimewaan tersendiri bisa menghadirkan prestasi membanggakan buat Indonesia di kancah internasional.

Dengan capaian tersebut, tak jarang jika kemudian banyak keluarga yang dengan serius menyiapkan anak-anaknya untuk menjadi pebulutangkis profesional, demi mengharumkan nama bangsa dengan raihan prestasinya.

Hal itu kemudian juga yang akhirnya membuat cukup banyak bermunculan dinasti atau satu keluarga yang bisa melahirkan beberapa pebulutangkis hebat pada masanya. Seperti salah satunya yang dilakukan oleh keluarga Nio Siek In atau Zulkarnain Kurniawan.

Zulkarnain Kurniawan

Dinasti Nio Siek In atau yang lebih dikenal sebagai Zulkarnain Kurniawan, jelas bukan keluarga sembarangan dalam dunia bulutangkis Indonesia.

Dari keluarga keturunan Tionghoa itu bukan hanya lahir sejumlah pebulutangkis top Indonesia. Namun lebih dari itu, perjalanan panjang dinasti Zulkarnain Kurniawan justru dimulai dengan mendirikan klub yang kelak menjadi penetas biibit-bibit terbaik di Tanah Air.

Itu semua bermula pada tahun 1949, ketika Zulkarnain Kurniawan bersama Atmadja (Tiok Lim), bergabung dengan Peratuan Olah Raga (POR) Suryanaga untuk mendirikan klub bulutangkis, sebagai bagian POR Surayanaga yang sudah ada di di Surabaya sejak awal tahun 1900-an itu.

Meski tak memiliki latar belakang pebulutangkis profesional, keduanya bisa bahu membahu membangun Perkumpulan Bulutangkis (PB) Suryanaga menjadi klub yang bisa melahirkan sejumlah bintang.

Zulkarnaen sebagai pelatih teknik dan Atmadja sebagai pelatih fisik, pada masa-masa awal bisa melahirkan Njoo Kiem Bie (Koesbianto). Pebulutangkis yang bisa menjadi wakil Indonesia ketika menjuarai Piala Thomas 1958 dan tahun 1961.

Berawal dari situ, kemudian semakin banyak atet-atlet bulutangkis berpestasi yang lahir dari PB Surayanaga. Mulai dari Theodora Wijaya, Sriwiyanti, Alan Budikusuma, Trikus Harijanto, Lilik Sudarwati, Ronny Agustinus, Alvent Dwi Yulianto, Sony Dwi Kuncoro hingga dua anak kandung Zulkarnain Kurniawan sendiri, Rudy Hartono dan Utami Dewi.