Dongeng Lin Dan vs Lee Chong Wei: Awal Mula Persaingan Hingga Buat Bulutangkis Populer

Senin, 6 Juli 2020 19:50 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
 Copyright:

INDOSPORT.COM – Rivalitas antara Lin Dan dan Lee Chong Wei di dunia bulutangkis bagaikan sebuah cerita dongeng. Demi mendongkrak popularitas bulutangkis, mereka bisa saling sikut saat bertanding namun tetap saling meghormati di luar lapangan.

Hingga saat ini, hampir tak ada yang bisa menyaingi popularitas Lin Dan (China) dan Lee Chong Wei (Malaysia) di lapangan bulutangkis. Keduanya bisa dibilang punya kehebatan yang sudah tak terbantahkan lagi.

Pasca Lin Dan pensiun pada Jumat (03/07/20), menyusul rival sengitnya Lee Chong Wei yang juga pensiun, Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) membuat tribute khusus di media sosial mengenang momen keduanya bertanding.

Bila dirunut lebih dalam, setiap kali Lin Dan dan Lee Chong Wei bertemu tidak hanya mendongkrak popularitas turnamen, namun juga mampu jadi inspirasi bagi para juniornya untuk memompa daya juang mereka.

Awal Mula Rivalitas Mereka

Lin dan Lee Chong Wei berjumpa pertama kali di final Thomas Cup Asia Preliminaries 2004. Pada pertandingan ini, Lin Dan berhasil memetik kemenangan atas Chong Wei.

Namun, perjumpaan itu bukanlah awal rivalitas keduanya. Bisa dibilang Lin Dan dan Lee Chong Wei mulai timbu rasa bersaing 15 tahun silam di Kuala Lumpur, tepatnya di ajang Malaysia Open 2005.

Di ajang Malaysia Open 205 itu, Lin Dan dan Lee Chong Wei sama-sama jadi pebulutangkis yang menjanjikan di masa depan. Pertemuan mereka di babak final turnamen diyakini jadi momen lahirnya aura persaingan keduanya.

Lee Chong Wei saat itu berusia 22 tahun saat berhasil mengalahkan Lin Dan. Chong Wei langsung berselebrasi secara dramatis, mulai dari menjatuhkan diri ke lantai lapangan, mengepalkan tangan ke udara dan mengirimkan ciuman jarak jauh ke para penonton.

Bagaimana tidak dramatis. Chong Wei harus melalui laga selama 88 menit yang menegangkan agar bisa menundukkan Lin Dan pada permainan tiga set 17-15, 9-15, dan 15-9.

"Orang-orang tentunya melihat bagaimana cara Lin Dan bermain. Dia (Lin Dan) sangat luar biasa hebat dalam melakukan serangan dan smash mematikannya. Jangan lupa juga dengan forehand crosscourt-nya yang mematikan. Pastinya, adalah hal yang membanggakan bisa mengalahkan dia," tutur Lee Chong Wei usai mengalahkan Lin Dan, dikutip dari Today Online.

Mendongkrak Popularitas Bulutangkis

Sejak pertandingan menegangkan itu, orang-orang mulai menaruh perhatian pada dunia bulutangkis. Para pecinta bulutangkis ini selalu menantikan momen Lin Dan dan Lee Chong Wei bertemu lagi di lapangan.

Sejak ajang Malaysia Open 2005 itu pula, Lin Dan berubah lebih beringas bila bertemu Lee Chong Wei. Seakan ingin balas dendam, dia bahkan berhasil mengangkat dua gelar paling bergensi dengan menundukkan Chong Wei.

Gelar pertama diraih Lin Dan usai memenangkan final Olimpiade 2008 di Beijing dan gelar kedua di Olimpiade London 2012. Ini menjadikan Lin Dan pebulutangkis pertama yang meraih dua medali emas secara beruntun sejak debut Bulutangkis di Olimpiade 1992 silam.

Namun, dominasi Lin Dan kembali terpatahkan oleh Chong Wei. Legenda Negeri Jiran itu menundukkan Lin dan di semifinal Olimpiade Rio  De Janeiro 2016. Sayang sekali, Chong Wei gagal menggondol emas di partai final usai ditundukkan rekan senegara Lin Dan, Chen Long.

Persaingan keduanya kian memanas ketika Lin Dan memupuskan ambisi Chong Wei dalam dua kali final Kejuaraan Dunia, yakni pada edisi 2011 dan 2013.

Tak pelak, aksi saling sikut Chong Wei dan Lin Dan dalam memperebutkan gelar itu membuat dunia kagum. Hal ini diakui pula oleh salah satu jurnalis ternama di Malaysia pada 2005 silam.

"Persaingan mereka mengerucut ke permukaan, tepat di saat bulutangkis tengah membutuhkan sebuah inspirasi yang baru," ungkap jurnalis olahraga veteran Malaysia, K.M. Boopathy, kepada AFP.

"Hal ini membuat rivalitas antara Lee Chong Wei dan Lin Dan menjadi sebuah olahraga yang semakin populer beriring dengan waktu," tambahnya.