3 Masalah Besar yang Ancam Piala Thomas dan Uber 2020

Jumat, 14 Agustus 2020 18:33 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Lars Ronbog/FrontzoneSport via Getty Images
Pelatih bulutangkis Denmark, Kenneth Jonassen bersama Viktor Axelsen. Copyright: © Lars Ronbog/FrontzoneSport via Getty Images
Pelatih bulutangkis Denmark, Kenneth Jonassen bersama Viktor Axelsen.
2. Aturan Berkumpul di Denmark yang Masih Ketat

Piala Thomas dan Uber 2020 termasuk salah satu event olahraga terbesar di dunia. Pasalnya, turnamen ini menjadi lambang supremasi bulutangkis beregu putra dan beregu putri antar negara di dunia.

Digelarnya turnamen ini diprediksi bakal menarik animo masyarakat untuk menonton. Walaupun turnamen terpaksa digelar secara tertutup, tetap saja turnamen ini juga diikuti oleh banyak orang, terdiri dari atlet, pelatih, dan staf.

Sayangnya, acara ini bakal terancam batal bila pemerintah Denmark tidak melonggarkan aturan mengenai larangan berkumpul atau mengadakan event olahraga berskala besar.

Disampaikan oleh  Bo Jensen, pihaknya meminta agar pemerintah Denmark mulai melonggarkan berbagai aturan tersebut, artinya harus kembali ke situasi norma di masyarakat.

3. Virus Corona Masih Menghantui

Virus corona masih membayangi negara-negara partisipan Piala Thomas dan Uber 2020. Ada beberapa negara yang memiliki kasus virus corona tertinggi, termasuk Indonesia.

Menurut laporan terbaru dari situs Covid19.go.id, jumlah kasus per Kamis sore, 14 Agustus 2020 mencapai 135.123 orang. Angka ini didapat karena penambahan pasien positif harian dalam 24 jam tercatat sebanyak 2.307 orang.

Kasus di Indonesia ini bisa dikatakan jadi salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara, dan bahkan di antara 16 negara kontestan yang akan tampil di Piala Thomas dan Uber 2020.

Terbaru, virus corona juga menyerang bulutangkis India. Pebulutangkis ganda putri dan campran Nelakurihi Sikki Reddy diketahui positif corona saat sedang menjalani kamp pelatihan jelang Olimpiade Tokyo.