In-depth

Banyak Negara Mundur, Piala Thomas-Uber Cup 2020 Lebih Baik Dibatalkan?

Sabtu, 12 September 2020 15:58 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Indosport.com
Kejuaraan Piala Thomas dan Uber 2020 menjadi turnamen paling ditunggu-tunggu di jagat bulutangkis dunia. Copyright: © Indosport.com
Kejuaraan Piala Thomas dan Uber 2020 menjadi turnamen paling ditunggu-tunggu di jagat bulutangkis dunia.
Lebih Baik Dibatalkan

Kejuaraan Piala Thomas dan Uber 2020 menjadi turnamen paling ditunggu-tunggu di jagat bulutangkis dunia. Indonesia menjadi salah satu negara yang paling antusias karena di ajang ini kita berpeluang meraih juara.

Tim putra Indonesia menempati unggulan pertama di Piala Thomas 2019. Akan tetapi, meletusnya pandemi COVID-19 merusak semua rencana yang sudah ada.

Dua kali sudah Piala Thomas dan Uber 2020 harus diundur. Kini, setelah resmi bakal digelar tanggal 3-11 Oktober 2020, malah ada lima negara yang menyatakan mundur.

Kelima negara itu adalah Korea Selatan, Taiwan, Australia, Thailand, Taiwan, dan Indonesia. Jumlah ini pun diyakini bakal bertambah.

Dengan tidak adanya Indonesia, maka negara besar yang berpeluang bersaing juara di Piala Thomas dan Uber hanya China, Jepang, dan Denmark. Namun kabar terbaru menyebutkan jika China juga tengah mempertimbangkan untuk menarik diri dari turnamen.

Jika China benar menarik diri, maka BWF dijamin makin pusing. Sebab, untuk mencari lima negara pengganti saja mereka tak sanggup. Hongkong dan Singapura menyatakan keberatan untuk memenuhi undangan.

Bukan cuma persoalan negara yang mengundurkan diri, Piala Thomas dan Uber 2020 juga terancam cacat dalam teknis. Misal, apabila salah satu ganda ternyata terpapar virus corona, lalu siapa yang akan menggantikan?

Apakah pertandingan otomatis dimenangkan lawan dengan aturan WO? Tim pun akan pincang karena ada aturan jumlah tim yang dibawa. Tak ada yang menjamin semua pemain yang tiba di Denmark tidak membawa virus COVID-19. Apalagi, berdasarkan keterangan sekjen PBSI, tidak ada jaminan dari BWF soal tanggung jawab dan penanganan ketika ada anggota tim yang terjangkit COVID-19.

Untuk itu, solusi terbaik saat ini adalah dengan membatalkan gelaran Piala Thomas dan Uber 2020. Sulit membayangkan penyelenggaraan kompetisi dengan jumlah peserta yang timpang.

Belum lagi negara-negara unggulan satu per satu mundur seperti Indonesia di Piala Thomas dan Korea Selatan di Piala Uber. Daya tarik dari kompetisi bulutangkis beregu tertinggi di dunia itu juga dipastikan bakal menurun drastis.