In-depth

Buntut Pembatalan Piala Thomas-Uber, Bulutangkis Eropa dan Asia Menegang?

Senin, 21 September 2020 22:38 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© bwfbadminton
BWF Logo. Copyright: © bwfbadminton
BWF Logo.
Eropa dan Asia Menegang?

Meski disambut baik oleh Indonesia dan sejumlah negara lainnya, namun penundaan ini mengundang kritikan dan sinisme dari pihak sebagian pihak di Denmark. Media setempat menyebut pemain Asia egois karena mementingkan diri sendiri.

Anggapan ini lebih tepatnya datang dari salah satu legenda bulutangkis setempat, Jim Laugesen.

Dari banyaknya kritikan yang dilancarkan Jim Laugesen, salah satunya ia menyebut bahwa seharusnya BWF meniru apa yang dilakukan oleh olahraga lain seperti salah satunya tenis yang mampu menggelar turnamen sebesar Grand Slam dengan ada atau tidak adanya pemain top yang terlibat.

Jim Laugesen juga menyebut kalau pemain dan negara-negara Asia egois karena hanya memikirkan kepentingan pribadi. Ditundanya Piala Thomas - Uber 2020 juga berbuntut pada pembatalan Denmark Masters dan tidak jelasnya kelanjutan Denmark Open.

Menanggapi kritikan dari legenda bulutangkis Denmark, Jim Laugesen, Sekjen BWF angkat suara soal kritikan yang ramai dilayangkan kepada negara dan pemain Asia akibat ditundanya Piala Thomas - Uber 2020.

"Situasi Covid-19 di Denmark memang sudah sedikit jauh lebih baik, namun ternyata itu tak cukup meyakinkan negara Asia untuk mau bepergian jauh apalagi ke Eropa," tambahnya.

Media China, Aiyuke, juga ikut singgung kerugian yang dialami Denmark usai Piala Thomas - Uber resmi ditunda oleh BWF.  Kerugian tersebut melingkupi persiapan mereka dalam sumber daya manusia dan protokol kesehatan karena turnamen ditunda sampai tiga kali.

Belum lagi usaha para bintang Denmark yang sudah berusaha mengajak para pemain Asia bermain. Padahal, Piala Thomas-Uber dianggap bisa menjadi awal dimulainya kompetisi bulutangkis dunia.

Hal ini diyakini bisa memancing sentimen bulutangkis Eropa yang diwakili Denmark kepada negara-negara Asia ke depannya. Bahkan, pemain seperti Viktor Axelsen dan Anders Antonsen sangat menyayangkan keputusan ini.

Di samping itu, tentu tak semua atlet atau staf federasi Asia juga setuju Piala Thomas-Uber dibatalkan.

Bapak sekaligus eks pelatih bulutangkis India, Vimal Kumar mengecam seluruh tindakan yang dilakukan oleh negara-negara besar Asia dan menyebut mereka biang kerok atas kembali ditundanya Piala Thomas - Uber 2020 untuk ketiga kalinya.

Pernyataan yang dilontarkan oleh Vimal Kumar itu pun mendapat sorotan dari media Malaysia yang menyebut bahwa tak hanya orang-orang Eropa saja yang memberikan kritik, tetapi orang Asia juga.

“Apa yang telah dilakukan negara-negara Asia, sungguh mengecewakan. Tidak ada masalah besar di negara-negara ini, mereka mengadakan acara lokal di sana, jadi menarik dengan cara ini, merupakan kemunduran besar bagi olahraga ini,” ujar Vimal Kumar dikutip dari media hindustantimes.com.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa keputusan yang diambil BWF menunda Piala Thomas - Uber membuat sejumlah kontroversi. Ada banyak yang pro, namun tak sedikit juga yang kontra dan menyalahkan negara-negara besar Asia atas situasi pelik ini. Tapi apa boleh buat, apa ‘serunya’ turnamen tanpa keberadaan Indonesia atau pun China?