INDOSPORT.COM - Tim bulutangkis Jepang membutuhkan waktu untuk menyamai rekor ganda putri China di Olimpiade dalam raihan medali emas.
Meskipun gagal meraih medali emas di Olimpiade edisi pertama tahun 1992, ganda putri China setidaknya berhasil mendominasi lima edisi Olimpiade berturut-turut.
Disebut oleh media China, Sports Sina, sektor ganda putri bulutangkis Negeri Tirai Bambu adalah tim yang sangat kuat. Walaupun pada Olimpiade Rio terjadi penurunan, tetapi tidak akan menghapus bagaimana track record di edisi Olimpiade sebelumnya.
Seperti diketahui, tim bulutangkis ganda putri China pertama kali berhasil meraih medali emas Olimpiade pada taun 1996 lewat pasangan Ge Fei/Gu Jun yang mengalahkan pasangan Korea Selatan, Gil Young-ah dan Jang Hye-ock.
Empat tahun berikutnya, tim ganda putri China berhasil mendulang prestasi yang sama yaitu dengan kembali meraih medali emas pada edisi Olimpiade Sydney 2000 lewat pasangan Ge Fei/Gu Jun yang mengalahkan rekannya sendiri, Huang Nanyan/Yang Wei.
Lalu di Olimpiade Athena 2004, tim ganda putri China kembali berhasil untuk meraih medali emas lewat pasangan Yang Wei/Zhang Jiewen yang mengalahkan rekan senegara, Gao Ling/Huang Sui.
Dominasi ganda putri China masih berlanjut di Olimpiade Beijing 2008, dimana kali ini pasangan Du Jing/Yu Yang yang berhasil merebut medali emas. Lalu di tahun 2012, pasangan Tian Qing/Zhao Yunlei berhasil mempertahankan tradisi emas.
Sampai akhirnya pada Olimpiade Rio 2016, ganda putri Jepang sukses muncul sebagai pengacau dominasi ganda putri China dan merebut medali emas untuk pertama kali.
Bahkan dominasi ganda putri Jepang berlanjut ke kompetisi bulutangkis internasional lainnya, tidak hanay di Olimpiade dan ganda putri China memang harus mengakui itu dengan lapang dada.
Namun satu hal yang harus digarisbawahi adalah walaupun tim bulutangkis Jepang khusus di ganda putri sudah mulai mendominasi saat ini, mereka akan tetap membutuhkan waktu untuk menyamai prestasi dari ganda putri China di Olimpiade.
Setidaknya, tim bulutangksi Jepang harus bisa meraih medali emas dalam empat edisi Olimpiade berikutnya untuk bisa menyamai prestasi dari ganda putri China.