Tanpa Jepang dan China, Pelatih Ingatkan Para Pemain Ganda Putri Nasional untuk Kontrol Emosi

Selasa, 5 Januari 2021 16:10 WIB
Editor: Pipit Puspita Rini
© Badminton Indonesia
Ribka Sugiarto/Siti Fadia Silva Ramadhanti di Mola TV PBSI Home Tournament. Copyright: © Badminton Indonesia
Ribka Sugiarto/Siti Fadia Silva Ramadhanti di Mola TV PBSI Home Tournament.

INDOSPORT.COM - Tiga pasangan ganda putri Jepang batal ambil bagian pada dua turnamen Thailand Open dan World Tour Finals yang digelar di Bangkok pada Januari 2021.

Jepang membatalkan keberangkatan semua atlet mereka ke Thailand menyusul hasil positif Covid-19 Kento Momota setelah tes PCR.

Tiga pasangan ganda putri Jepang yang batal berangkat adalah Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (unggulan ke-1), Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara (ke-2), dan Nami Matsuyama/Chiharu Shida (ke-8).

Sebelum Jepang, China sudah lebih dulu memutuskan tidak memberangkatkan semua atlet mereka karena kekhawatiran terkait pandemi Covid-19. Meskipun tuan rumah sudah memberikan jaminan keamanan.

Tanpa wakil Jepang dan China, persaingan di ganda putri dan nomor lainnya memang bisa dikatakan jadi lebih ringan. Namun, bukan bararti para pemain bisa lebih santai. Kejutan bisa datang dari pemain mana pun.

Ganda putri Indonesia menurunkan dua pasangan ke Thailand, yaitu Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto.

"Anak-anak ini sudah lama gak tanding. Saya berharap mereka bisa menjaga emosi selama nanti bertanding. Jangan sampai terlalu excited, akhirnya gak bisa kontrol emosi," kata pelatih nasional ganda putri, Eng Hian, kepada INDOSPORT.

Para pemain nasional Indonesia tidak turun di turnamen internasional selama hampir 10 bulan karena pandemi, sejak terakhir bersaing di All England pada Maret 2020. Selama ini mereka menjalani karantina sekaligus pemusatan latihan di pelatnas.

"Selama pandemi, latihan memang tidak bisa jalan 100 persen, karena harus benar-benar menjaga kondisi tubuh jangan sampai kelelahan, apalagi sakit. Flu sedikit saja jangan sampai," kata Eng Hian.

"Kalau bicara teknik dan fisik, tidak banyak pengaruhnya ke anak-anak. Memang latihan fisiknya tidak bisa maksimal, tetapi persiapan mereka secara umum jadi lebih baik," kata Eng Hian menambahkan.

Pelatih yang juga akrab disapa Didi ini mengaku senang bahwa turnamen internasional sudah bisa digelar kembali. Menurut dia, memang harus ada keberanian untuk menggelar turnamen, tentu saja dengan memperhatikan sistem yang bisa memastikan semua atlet dan pihak yang terlibat tetap aman.

Para pemain yang akan mengikuti Thailand Open harus sudah berada di negara tersebut sekitar sepekan sebelum turnamen untuk menjalani karantina. Mereka bisa berlatih dengan jadwal yang sudah ditetapkan oleh panitia

"Kita dapat jatah latihan di court satu jam per hari. Nah, yang masih harus dipikirkan adalah bagaimana sistem latihan yang lain, seperti gym. Kalau dulu kan bebas, sekarang pasti sangat dibatasi," kata Eng Hian.

Pada babak pertama Thailand Open yang digelar 12-17 Januari 2021, Greysia/Apriyani akan bertemu Rachel Hondercih/Kristen Tsai (Kanada). Sementara itu, Siti Fadia/Ribka akan bertemu wakil Prancis, Emilie Lefel/Anne Tran.