Curhat Pitha Mentari Jalani Karantina Jelang Thailand Open

Kamis, 7 Januari 2021 11:25 WIB
Editor: Pipit Puspita Rini
© dok pribadi Pitha Mentari
Pebulutangkis ganda campuran nasional, Pitha Haningtyas Mentari. Copyright: © dok pribadi  Pitha Mentari
Pebulutangkis ganda campuran nasional, Pitha Haningtyas Mentari.

INDOSPORT.COM - Setelah 10 bulan lebih tidak bertanding di turnamen resmi, akhirnya Pitha Haningtyas Mentari bisa kembali menguji kemampuan. Bersama Rinov Rivaldy, Pitha jadi salah pasangan ganda campuran Indonesia yang diturunkan di Thailand Open pada Januari 2021.

Namun, tak seperti biasanya, Pitha dan pemain lain harus menjalani proses dan sistem yang berbeda dari sebelum-sebelumnya karena adanya pandemi Covid-19. Mereka harus menjalani karantina dan berbagai protokol kesehatan yang ketat.

"Ini sesuatu yang baru, jadi memang belum terbiasa. Sebelum berangkat ke Thailand kami sudah dites PCR. Sampai Thailand langsung dites lagi. Ini juga sudah ada jadwal tes selanjutnya," kata Pitha saat dihubungi INDOSPORT.

Semua yang berpartisipasi di turnamen Thailand Open harus tinggal di kamar dan tidak boleh keluar sama sekali selama beberapa hari, sampai hasil tes terbukti negatif. Mereka akhirnya bisa menjalani latihan di lapangan pada Rabu (6/1/2021).

"Jam 7.30 kami sudah keluar kamar, tapi gak bisa langsung jalan ke lift. Jadi kami berdiri di depan pintu sampai dipanggil untuk antre naik lift. Pas antre benar-benar juga harus jaga jarak, ada batas-batas tempat berdirinya," kata Pitha.

"Kami seharusnya sudah ada di bus jam 7.45, tapi karena antre saya baru bisa masuk lift pas sudah mendekati jam 8 pagi. Jadi antre naik lift-nya saja 20 menit lebih," ujar Pitha lagi.

Keluar dari lift dan menuju ke mobil, para pemain tetap harus menjalakan protokol kesehatan. Mereka harus menjaga jarak dan memakai hand sanitizer saat akan menaiki bus, yang sudah dikhususkan untuk setiap tim.

"Duduknya gak bisa kayak dulu, jadi harus sendiri-sendiri dan jaga jarak. Terus, setiap pemain gak boleh ganti-ganti tempat duduk. Jadi, misal saya duduknya di nomor dua sebelah kiri, seterusnya setiap kali naik bus, saya harus duduk di situ, gak boleh ganti-ganti," ujar Pitha.

Sesampainya di hall tempat latihan, semua pemain harus dicek lagi suhunya. Lalu berjalan dengan protokol kesehatan menuju ruangan yang sudah disiapkan untuk mereka melakukan persiapan dan pemanasan .

"Ada ruang pemanasan yang maksimal hanya boleh diisi empat orang. Ada waktu sekitar 15 menit untuk melakukan pemanasan. Setelah itu kami latihan di lapangan," kata Pitha.

"Beda sama biasanya, setiap lapangan hanya boleh diisi maksimal empat pemain. Jadi, gak bisa latihan kayak dua lawan 3 pemain gitu. Antar-lapangan juga dikasih pembatas semacam plastik gitu, yang selalu dibersihkan setiap ganti tim yang latihan," ujar dia lagi.

Selesai berlatih dan melakukan pendinginan, para pemain bisa kembali ke hotel, dan proses perjalanannya pun tetap dengan protokol yang ketat. Cara turun dari bus pun tidak bisa dilakukan sembarangan, harus bergiliran.

© Badminton Indonesia
Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari di Mola TV PBSI Home Tournament. Copyright: Badminton IndonesiaRinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari di Mola TV PBSI Home Tournament.

Kesepian dan Mati Gaya

Selain protokol kesehatan yang sangat ketat, ada hal baru lain yang harus dihadapi setiap pemain. Selama karantina 14 hari, mereka harus tinggal sendiri-sendiri untuk setiap kamar.

"Saya sampai bingung mau ngapain karena sendirian, sudah mati gaya. Gak ada teman ngobrol langsung. Saya sudah nonton banyak film, dengarin lagu, dengarin podcast. Tetap sepi," kata Pitha.

Setiap hari mereka dikirimi tiga paket makanan yang ditaruh di depan kamar. Selesai makan, sudah disiapkan juga tempat sampah khusus berupa plastik warna merah serta kabel ties untuk mengikatnya.

Ada plastik putih juga untuk meletakkan baju yang akan dicuci. Setiap hari, para pemain mendapatkan jatah tiga pakaian untuk dicuci.

"Semua harus diikat pakai pengikat yang gak bisa dibuka kalau gak pakai gunting itu. Semua serba diplastikin, pokoknya jadi gak eco friendly hahaha... Saya aja sempat mikir kasurnya juga akan dibungkus plastik," kata Pitha sambil tertawa kecil.

"Dulu ada ungkapan kalo handphone tuh bikin yang dekat jadi jauh, karena biarpun dekat semua asyik sendiri sama handphone. Nah, sekarang benar-benar jadi butuh handphone banget karena gak ada teman buat ngobrol langsung."

"Waktu akhirnya bisa ketemu taman-teman, gak bisa ngobrol seru kayak biasanya, karena kan harus social distancing juga. Pokoknya benar-benar berbeda dari biasanya," ujar Pitha lagi.

Meskipun tidak biasa, Pitha maupuan pemain lain tetap menjalani semua protokol yang sudah ditetapkan panitia. Semua harus dilakukan demi mencegah terjadinya penyebaran Covid-19.