Lewat Youtube, Agrippina Prima Bantah Lakukan Match Fixing

Sabtu, 9 Januari 2021 10:30 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor:
© PBSI
Agripinna Prima Rahmanto Putra dan Marcus Fernaldi Gideon. Copyright: © PBSI
Agripinna Prima Rahmanto Putra dan Marcus Fernaldi Gideon.

INDOSPORT.COM – Mantan partner Marcus Fernaldi Gideon, Agrippina Prima, telah membantah bahwa dirinya terlibat dalam kasus pengaturan skor seperti yang dituduhkan oleh federasi bulutangkis dunia (BWF).

Diketahui, BWF pada hari ini, Jumat (08/01/21) telah mengungkapkan kasus pengaturan skor atau match fixing yang melibatkan delapan pebulutangkis Indonesia, salah satunya Agrippina Prima Harmanto Putera.

Dalam pernyaaan BWF, Agrippina dinyatakan bersalah karena telah bertaruh di laga badminton dalam periode tertentu, melakukan taruhan untuk laga badminton yang difasilitasi oleh Hendra Tandjaya (HT). Meski begitu, Agrippina telah bersikap kooperatif terhadap investigasi BWF.

Dengan poin-poin tersebut, Agrippina Prima dijatuhi hukuman larangan terlibat dalam aktivitas badminton selama enam tahun dan denda US$3.000.

Dengan mencuatnya kasus tersebut, Agrippina langsung memberikan klarifikasi melalui kanal pribadi YouTube-nya, bahwa dirinya membantah tuduhan tersebut.

Agrippina lantas menjelaskan bahwa kasus ini berawal saat dirinya didekati oleh Hendra Tandjaya (HT) yang juga merupakan salah satu terdakwa kasus ini.

Saat itu, dia diajak berkenalan dengan HT di Vietnam Open 2017. Tanpa berpikiran negatif, Agrippina memberikan nomor ponselnya kepada HT saat diminta.

"Saya pertama bertemu HT di Vietnam Open 2017, bertemu di GOR pertandingan. Saya tidak kenal dia. Setelah main di babak pertama, kemudian dia basa-basi lalu meminta nomor saya. Langsung saya kasih karena sepertinya dia kenal sama saya," ucap Agrippina.

Agrippina kemudian menyebut di malam hari, Hendra menghubungi dirinya untuk menawarkan pengaturan skor. Namun Agrippina langsung menolak dengan tegas.

"Malamnya dia chat saya. Dia menawarkan,'Besok lu ketemu ini, mau tidak mengalah?' Alhamdulillahnya masih bisa saya tolak."

"Yaiyalah kan saya kerja di bulutangkis, masa saya langgar aturan bulutangkis. Saya mau cari duit dimana?" tutur Agrippina.

Tak lama kemudian, menurut Agrippina, Hendra tertangkap oleh BWF. Barang-barang milik Hendra digeledah, termasuk handphone dan dari situ terdapat chat Hendra dengan Agrippina, sehingga membuat Agrippina terlibat dalam kasus ini.

"Jadi pas digeledah BWF, ternyata di HPnya ada chat HT soal ajakan match fixing. Tetapi saya sudah konfirmasi ke BWF bahwa saya menolak match fixing, BWF juga sudah jelas bahwa saya menolak. Saya menolak match fixing," ujar Agrippina.

Lama setelah momen tersebut, Agrippina kemudian dihubungi oleh pihak PBSI dan menyatakan bahwa ada perwakilan BWF yang ingin bertemu di Jakarta.

Saat itu Agrippina juga diinterograsi oleh pihak BWF, selama kurang lebih dua jam. Dia ditanya soa hubungan dengan HT dan juga ajakan match fixing yang dia tolak.

Untungnya, Agrippina bersikap kooperatif dengan BWF dan dirasa bahwa dirinya sudah aman dair jeratan kasus tersebut. Namun, Agrippina terkejut saat berita match fixing beredar dan namanya terkait di dalamnya.

Rupanya, menurut Agrippina, dirinya masih dianggap terlibat karena dia tidak melaporkan terdakwa Hendra soal ajakan melakukan match fixing saat itu.

"Kesalahan saya, tidak melaporkan. Bagaimana melaporkan ya? Dia mengajak match fixing, saya tidak mau. Saya pikir hanya cukup sampai di situ saja, tak bakal sebesar ini," ujar Agrippina.

Dengan sanksi yang dijatuhkan kepadanya itu, Agrippina pun mengatakan bahwa saat ini dia sedang mengajukan banding kepada BWF. Dia berharap semuanya berjalan lancar dan dibebaskan dari segala tuntutan.

Selain Agrippina dan Hendra, enam pemain lainnya yang terlibat match fixing yakni  Ivandi Danang , Androw Yunanto, Sekartaji Putri, Mia Mawarti, Fadila Afni, dan Aditiya Dwiantoro.