In-depth

Dulu Sakit Hati di Thailand Open, Pemain Berdarah Indonesia Bisa Balas Dendam Berkat Momota

Selasa, 12 Januari 2021 09:25 WIB
Editor: Lanjar Wiratri
© Power Sport Images/Getty Images
Aroma Indonesia di partai final Thailand Open 2019 lalu tercipta meskipun wakil Tanah Air tak juara di kategori tunggal putra. Copyright: © Power Sport Images/Getty Images
Aroma Indonesia di partai final Thailand Open 2019 lalu tercipta meskipun wakil Tanah Air tak juara di kategori tunggal putra.

INDOSPORT.COM - Aroma Indonesia di partai final Thailand Open 2019 lalu tercipta meskipun wakil Tanah Air tak juara di kategori tunggal putra. Pebulutangkis Hong Kong berdarah Indonesia yakni Angus Ng Ka Long berada di final, meski akhirnya harus merasakan sakit hati.

Berhadapan dengan wakil Taiwan, Chou Tien Chen, Ng Ka Long sempat bangkit di set kedua dan mengunci kemenangan 21-11 setelah di gim pertama takluk dengan skor 21-14. Sayang di set ketiga, Chou Tien Chen mampu menyudahi laga dengan skor 21-16.

Chou Tien Chen saat itu mengaku sempat frustrasi karena Ng Ka Long mampu tampil mengejutkan dan mengambil set kedua. Hingga ia pada akhirnya mampu menyudahi set ketiga lewat kemenangan dramatis.

Saking lelahnya, kedua pemain langsung rebahan sejenak setelah set ketiga selesai. Membuktikan bagaimana keduanya telah tampil habis-habisan untuk mengunci gelar juara tunggal putra Thailand Open 2019.

"Di set ketiga saya bertanya ke diri sendiri, ingin menang atau kalah dan saya harus bertahan sampai poin terakhir untuk menunjukkan perjuangan seorang pemain," ujar Chou Tien Chen.

"Game pertama berjalan lancar tapi di set kedua Ng mengubah taktik dengan memaksa saya untuk terus berlari memutari lapangan dan saya membuat banyak kesalahan sendiri saya menaikkan tempo permainan saya dan mencoba untuk menghemat energi. Benar-benar senang karena akhirnya bisa menang," beber Chou Tien Chen.

Pebulutangkis Taiwan itu menyadari bagaimana kekuatan Ng Ka Long yang sangat cepat saat bermain.

Sukses melaju ke final, Ng Ka Long kini kembali bersiap untuk berlaga di Thailand Open tahun ini. Meski berlangsung di tengah pandemi Corona, ia bisa saja kembali memberi kejutan dan lolos final lagi.

Terlebih persaingan sektor tunggal putra kini agak sedikit melonggar setelah pebulutangkis nomor satu dunia, Kento Momota, absen karena positiv COVID-19.

Setelah Thailand Open, turnamen bulutangkis selanjutnya yang akan digelar di Negeri Gajah itu ialah World Tour Finals, yang akan menampilkan delapan pemain atau pasangan teratas di kelima kategori. Ng disebut memiliki peluang bagus untuk mencapai putaran final turnamen berhadiah USD1,5 juta Rp21 miliar itu jika dia bisa tampil baik di kedua turnamen Thailand.

Darah Indonesia Ng Ka Long

Ng Ka Long memiliki darah Indonesia melalui garis keturunan sang ayah yang berasal dari Surabaya.

Nenek dari ibu Ng Ka Long Angus merupakan orang Indonesia keturunan China. Ia memiliki banyak saudara yang tinggal di daerah Surabaya, Jawa Timur.

Pebulutangkis jebolan klub Hong Kong Sports Institute itu mengaku menikmati kuliner Indonesia. Salah satu makanan favoritnya adalah sop buntut. 

Ketika bermain di kejuaraan yang berlangsung di Indonesia, Ng Ka Long Angus tidak pernah merasa asing dan selalu merasa seperti di rumah sendiri.

“Nenek dari mama saya orang China-Indonesia. Seperti yang kita tahu, suporter Indonesia sangat antusias. Setiap kali masuk Istora Senayan, saya merasa disambut dengan hangat,” ujarnya saat tampil di Indonesia Open 2019 lalu.

Pebulutangkis Hong Kong ini telah berprestasi sejak usia muda. Ia berhasil meraih emas di Kejuaraan Dunia Bulutangkis Junior 2012 di nomor ganda putra.

Ng Ka Long Angus mencatatkan sejarah sebagai pebulu tangkis tuan rumah pertama yang meraih juara Hong Kong Open (2016) setelah mengalahkan Sameer Verma dari India di final.

Peringkat terbaiknya di BWF yakni enam dunia pada 23 November 2017. Ia saat ini menduduki peringkat sembilan BWF dan sebelas World Tour.