Bagaimana Si "Anak Emas" Itu Bisa Menjadi Petenis Nomor 1 Dunia Terlama?

Rabu, 10 Maret 2021 21:45 WIB
Editor: Pipit Puspita Rini
© Clive Brunskill/Getty Images
Novak Djokovic memastikan tiket semifinal Prancis Terbuka 2020. Copyright: © Clive Brunskill/Getty Images
Novak Djokovic memastikan tiket semifinal Prancis Terbuka 2020.
Contoh bagi Generasi Selanjutnya

Gelar terus diraih Djokovic, hingga akhirnya kini 18 gelar Grand Slam sudah dia kantongi. Terakhir, dia menjadi kampiun Australian Open pada Februari 2021, yang merupakan gelar kesembilan atau terbanyak di turnamen ini.

Dia kini hanya tertinggal dua gelar dari Rafael Nadal dan Roger Federer sebagai pemilik gelar Grand Slam terbayak, yaitu 20.

Padahal, pada awal karier, fisiknya tak sekuat sekarang. Dia beberapa kali harus mundur dari pertandingan karena masalah fisik. Ada juga yang mengatakan bahwa dia lahir di saat yang tidak tepat karena akan sulit untuk menandingi apalagi melewati Federer maupun Nadal.

Faktanya, dia bisa melewati semua tantangan. Dia sudah unggul atas semua lawan tersulit yang ada di kompetisi.

Dari sebuah keluarga sederhana yang tinggal di negara perang, dengan infrastruktur tenis jauh dari memadai, Djokovic telah berhasil menaklukkan dunia. Ini membuka keyakinan bahwa bintang tenis masa depan bisa datang dari mana saja.

Djokovic tidak lahir langsung sebagai juara. Teladan sudah diberikan. Dia harus berjuang keras untuk sampai ke posisi puncak, memacu diri untuk menghadapi setiap tantangan, dan berjuang lebih keras dari siapa pun untuk bisa tetap berada di puncak.