In-depth

Keanehan dan Kontroversi Usai Indonesia Dipaksa Mundur dari All England

Kamis, 18 Maret 2021 09:56 WIB
Editor: Coro Mountana
© badmintonindonesia.org
Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya Copyright: © badmintonindonesia.org
Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya

INDOSPORT.COM - Berbagai keanehan dan kontroversi mengiringi keputusan Indonesia yang dipaksa mundur dari All England 2021, apa saja kejanggalannya?

Kronologi

Sebelum kita melihat semua keanehan dan kontroversi di balik keputusan Indonesia yang dipaksa mundur dari All England, penting untuk mengetahui kronologi dan duduk perkara masalahnya dulu.

Tim Bulutangkis Indonesia awalnya memang sudah dijadwalkan terbang ke Birmingham, Inggris menggunakan pesawat Turkish Airlines pada Jumat (12/03/21) malam WIB. Tentu sebelum terbang, semua pebulutangkis Indonesia sudah tes swab PCR dengan hasil negatif.

Begitu sesampainya di Birmingham, ternyata tim Bulutangkis Indonesia langsung menjalani tes swab PCR lagi. Tak hanya itu, kontingen Indonesia juga harus dikarantina selama 12 jam, agar tetap aman dari virus corona.

Setelah menunggu 12 jam, seluruh anggota tim Bulutangkis Indonesia pun dinyatakan bebas dari virus corona. Sempat tertunda pertandingan All England akibat adanya dugaan sejumlah pemain terkena virus corona, akhirnya turnamen tetap digelar.

Tiga wakil Indonesia, Jonatan Christie, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan pun berhasil melaju ke babak kedua. Namun setelah itu, petaka pun hadir dan menyerang tim Bulutangkis Indonesia.

Ternyata ada seseorang yang satu pesawat dengan kontingen Indonesia terpapar virus corona. Hal itu membuat pemerintah Inggris meminta skuad Indonesia harus jalani isolasi mandiri selama 10 hari terlebih dulu.

Akibatnya, secara tidak langsung, Indonesia jadi dipaksa mundur dari turnamen All England. Keanehan dan kontroversi pun mulai muncul di sini, karena terlihat jelas ada beda sikap BWF terkait kasus yang menimpa Indonesia dengan negara lain.

Beda Perlakuan BWF

Perbedaan pelakuan BWF ini terlihat ketika sebelumnya sebanyak 7 pemain yang positif asal Denmark, Thailand dan India diminta untuk tes ulang. Sampai akhirnya begitu tesnya negatif, turnamen All England pun tetap digelar.

Beda halnya dengan Indonesia yang sudah di tes negatif, tapi gara-gara pemerintahan Inggris mengabarkan ada yang positif di pesawat yang sama. Tanpa basa-basi, para pemain Indonesia langsung dianggap sebagai orang dalam pantauan sehingga harus isolasi.

Menariknya, BWF di sini berkilah kalau mereka tidak bisa berbuat banyak karena ini permintaan pemerintah Inggris. Tapi, jika memang benar demikian, kami memiliki kasus lain di luar bulutangkis yang ternyata turnamennya tetap bisa digelar meski jelas-jelas positif virus corona.