Soal All England, Ketum PBSI Tegaskan Tidak Selesai Hanya dengan Minta Maaf

Rabu, 24 Maret 2021 23:59 WIB
Editor: Yosef Bayu Anangga
© Twitter@INABadminton
Ketum PBSI, Agung Firman Sampurna, dalam acara Mata Najwa menyebut permintaan maaf tidak cukup untuk menyelesaikan kasus All England yang menimpa Indonesia. Copyright: © Twitter@INABadminton
Ketum PBSI, Agung Firman Sampurna, dalam acara Mata Najwa menyebut permintaan maaf tidak cukup untuk menyelesaikan kasus All England yang menimpa Indonesia.

INDOSPORT.COM – Ketum PBSI, Agung Firman Sampurna, dalam acara Mata Najwa menyebut permintaan maaf tidak cukup untuk menyelesaikan kasus All England yang menimpa Indonesia.

Dunia bulutangkis Indonesia belum lama ini diguncang insiden yang terjadi di All England. Seperti diketahui, kontingen Indonesia di ajang tersebut dipaksa mengundurkan diri setelah berada satu pesawat dengan penumpang yang positif Covid-19.

Keputusan ini diambil BWF berdasarkan aturan pemerintah Inggris yang mewajibkan pihak yang satu pesawat dengan penumpang yang positif Covid-19 untuk menjalani isolasi 10 hari. Dengan demikian, kontingen bulutangkis Indonesia pun tidak bisa tampil di All England.

Insiden tersebut kemudian dibahas di acara Mata Najwa yang disiarkan salah satu TV swasta, Rabu (24/03/21) malam WIB.

Indonesia melalui Komite Olahraga Indonesia mengajukan gugatan ke Mahkamah Arbitrase Olahraga (CAS) terkait tindakan BWF yang memaksa tim bulutangkis Indonesia mundur dari All England.

Ketum PBSI Agung Firman Sampurna mengaku mengapresiasi permintaan maaf yang sudah disampaikan oleh BWF kepada Indonesia atas insiden tersebut, meski demikian ia menyebut bahwa permintaan maaf saja tidak cukup.

“Bahwasanya ada permintaan maaf itu kita apresiasi,” kata Firman Agung Sampurna kepada Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa.

“Tetapi juga ada masalah substansinya. Bahwa ada sejumlah masalah yang harus dijelaskan juga kepada kita. Penjelasan itu menjadi penting supaya tidak akan terjadi di masa yang akan datang. Soal digugat oleh CAS atau tidak, itu lain lagi.”

“Tidak selesai dengan minta maaf saja. Minta maafnya bagus, mereka sudah mengaku salah, tapi kita ingin ada kepastian ke depan itu ada regulasi yang lebih jelas, lebih detail, dan lebih transparan,” tegas Agung Firman Sampurna.