2 Pelatih Keluar dari Pelatnas, Begini Penjelasan Rionny Mainaky

Selasa, 6 April 2021 22:37 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor:
© badmintonindonesia.org
Ada dua pelatih yang tidak direkrut kembali oleh Pelatnas, begini penjelasan dari Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Rionny Mainaky. Copyright: © badmintonindonesia.org
Ada dua pelatih yang tidak direkrut kembali oleh Pelatnas, begini penjelasan dari Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Rionny Mainaky.

INDOSPORT.COM - Ada dua pelatih yang tidak direkrut kembali oleh Pelatnas, begini penjelasan dari Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Rionny Mainaky.

Dilansir dari situs resmi PBSI, berdasarkan Surat Keputusan nomor SKEP/007/1.3/III/2021, PBSI diketahui memanggil 20 pelatih teknik dan 5 pelatih fisik.

Berdasarkan pengumuman PBSI, terdapat dua pelatih yang tidak dipanggil lagi dalam kepengurusan yang baru,  di mana dua pelatih tersebut adalah Minarti Timur dan Vita Marissa.

Minarti Timur dan Vita Marissa sebelumnya merupakan pelatih pratama di sektor tunggal putri dan ganda campuran. Tetapi, kini posisi mereka berdua diganti oleh Asep Suharno dan Muhammad Rijal.

Sebelumnya, prestasi Minarti Timur dan Vita Marissa bersama pebulutangkis pratama PBSI bisa dibilang cukup bagus, tetapi pada akhirnya PBSI memutuskan untuk tidka menggunakan jasa kedua pelatih tersebut kembali.

Sementara untuk posisi pelatih utama dan asisten pelatih di Pelatnas 2021 tidak terjadi perubahan struktur yang signifikan, alias masih sama seperti di tahun 2020.

"Kami telah memutuskan memanggil pelatih untuk menjalankan program pelatnas. Untuk tim utama kami tidak ada pergantian karena memang pelatih yang ada sudah teruji, berpengalaman dan berkualitas," jelas Rionny saat ditemui Tim Humas dan Media PP PBSI di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur, Kamis siang (01/04/21).

Dituturkan lebih lanjut oleh Rionny Mainaky, alasan dibalik ditunjuknya kembali pelatih-pelatih tersebut sebagai pelatih utama, karena Olimpiade Tokyo yang sudah semakin dekat.

"Selain itu, kami akan menghadapi turnamen-turnamen penting di tahun ini, termasuk Olimpiade Tokyo. Jadi kami tidak mau ambil resiko. Bila diganti, nanti programnya berubah dan persiapan anak-anak bisa terganggu," lanjutnya.