Di Ambang Cetak Rekor Langka Olimpiade, Jonatan Christie ‘Diancam’ Media Malaysia

Senin, 12 Juli 2021 17:35 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Indra Citra Sena
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, saat menyabet medali emas nomor perseorangan cabang olahraga bulu tangkis Asian Games 2018. Dalam partai final di Istora Senayan, Jakarta. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, saat menyabet medali emas nomor perseorangan cabang olahraga bulu tangkis Asian Games 2018. Dalam partai final di Istora Senayan, Jakarta.

INDOSPORT.COM – Media Malaysia memperingkatkan pebulutangkis Indonesia, Jonatan Christie, akan jalan terjal di  Olimpiade Tokyo menyusul potensinya mencetak rekor langka di ajang ini.

Jonatan Christie tengah bersiap menuju Olimpiade Tokyo 2020. Turnamen ini membuka kesempatan tunggal putra Indonesia ini mencetak rekor langka  di dalam kariernya.

Pebulutangkis berperingkat tujuh dunia ini  berkesempatan menjadi tunggal putra ketiga yang meraih dua gelar major, yakni Olimpiade dan Asian Games. Jonatan memenangi medali emas di Asian Games 2018 yang digelar di Jakarta-Palembang.

Sebelumnya, ada pendahulunya Taufik Hidayat sebagai pemain pertama yang mencapainya ketika dia memraih emas di Asian Games Busan 2002 dan Olimpiade Athena 2004.

Rival bebuyutannya dari China, Lin Dan, kemudian menyusulnya dengan meraih rekor  ini dua kali, yakni di Olimpiade Beijing 2008-Asian Games Guanzhou 2010 dan Olimpiade London 2012-Asian Games Incheon 2014.

Media Malaysia, The Star, ikut menyoroti kesempatan Jonatan untuk mengantongi rekor ini jika saja dirinya mampu memenangkan medali emas di Olimpiade Tokyo nanti.

Akan tetapi, The Star, menekankan bahwa upaya yang dilalui pemain yang akrab disapa Jojo untuk meraih rekor ini tidak akan semudah membalikkan tangan.

Media tersebut kemudian menjabarkan posisi sebagai unggulan ketujuh yang menempatkan dirinya di paruh kedua pada drawing cabor bulutangkis Olimpiade, bersama dengan peringkat 1 dunia Kento Momota dari Jepang, Viktor Axelsen dari Denmark dan Shi Yuqi dari China.

Jojo bergabung di grup G bersama dua pemain non unggulan. Yakni, atlet pengungsi atas Suriah yang membela Belanda, Aram Mahmoud, dan pemain Singapura, Loh Kean Yew.

Dengan fase penyisihan grup hanya meloloskan satu pemain terbaik, Jojo sangat diunggulkan melaju ke babak 16 besar. Namun, media ini kembali menekankan bahwa Loh Kean Yew tak bisa diremehkan.