In-depth

Mengenal Sosok Legenda di Balik Nama Piala Sudirman

Senin, 27 September 2021 12:05 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Repro/Wisnu /Sejarah Bulutangkis Indonesia (PBSI, 2004) Eli Suhaeli/INDOSPORT
Tim Indonesia menjadi juara dalam ajang perdana Piala Sudirman setelah mengalahkan Korea Selatan pada babak final, yang diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta, 29 Mei 1989. Copyright: © Repro/Wisnu /Sejarah Bulutangkis Indonesia (PBSI, 2004) Eli Suhaeli/INDOSPORT
Tim Indonesia menjadi juara dalam ajang perdana Piala Sudirman setelah mengalahkan Korea Selatan pada babak final, yang diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta, 29 Mei 1989.
Sinar Asia yang Mendunia

Pada masa dulu, kejuaraan beregu dunia hanya terdiri dari dua turnamen, yakni Piala Thomas dan Piala Uber. Pada tahun 1981 International Badminton federation (IBF) mengusulkan sebuah turnamen baru yang juga melibatkan nomor ganda campuran.

Saat itu Indonesia pun mengusulkan nama Sudirman sebagai nama piala turnamen tersebut.

Salah satu tokoh yang berperan terhadap pengusulan nama Sudirman adalah Suharsono Suhandinata. Suharsono adalah tokoh bulutangkis yang juga rekan Sudirman.

Suharsono keberatan jika nama piala terbaru turnamen IBF diambil dari tokoh bulutangkis Eropa. Alasannya, sudah ada Thomas dan Uber (legenda bulutangkis Inggris) yang dipakai sebagai nama dua kejuaraan bergengsi dunia.

Apalagi, jasa Dick Sudirman tak sebatas untuk perkembangan bulutangkis Indonesia saja. Sudirman merupakan salah satu tokoh utama yang turut menyatukan dualisme organisasi bulutangkis dunia hingga menjadi seperti sekarang ini.

Usulan ini pun diterima Presiden IBF, Ian Parmer. Ian Parmer setuju nama Sudirman dipilih sebagai nama kejuaraan beregu terbaru dari IBF.

Indonesia pun langsung dipilih sebagai tuan rumah pertama Piala Sudirman pada tahun 1989. Saat itu Indonesia sukses keluar sebagai juara.

Gelar juara itu pun menjadi satu-satunya yang diraih Indonesia hingga saat ini. Indonesia mungkin bisa mendominasi Piala Thomas. Namun, di Piala Sudirman, Indonesia kalah dominan dari China.

China tercatat sebagai negara pemegang gelar terbanyak dengan 10 gelar. Diikuti oleh Korea Selatan dengan empat gelar.

Sementara Indonesia sebagai negara Dick Sudirman ada di posisi ketiga dengan satu gelar dan enam kali runner up. Belum ada lagi negara yang meraih gelar Piala Sudirman selain China, Indonesia, dan Korea Selatan.