Klarifikasi Menpora Pasca Dikritik 2 Legenda Bulutangkis Soal Sanksi WADA

Rabu, 20 Oktober 2021 23:33 WIB
Penulis: Nadia Riska Nurlutfianti | Editor: Subhan Wirawan
© Alvin Syaptia/INDOSPORT
Menpora Zainudin Amali Copyright: © Alvin Syaptia/INDOSPORT
Menpora Zainudin Amali

INDOSPORT.COM – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali memberikan klarifikasi pasca mendapatkan kritik dari dua legenda bulutangkis yakni Taufik Hidayat dan Candra Wijaya soal sanksi yang diterima Indonesia dari WADA.

Seperti diketahui Indonesia mendapat hukuman sanksi dari Badan Anti-Doping Dunia (WADA) karena tidak patuh dalam menerapkan program uji doping. Indonesia terancam dihukum bersama dengan Korea Utara dan Thailand.

Hal ini disebabkan Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) yang berada di bawah Kemenpora, tidak cukup mengumpulkan sampel tes doping hingga batas deadline.

Masalah ini membuat Indonesia diberi ancaman sanksi berupa tak boleh menjadi tuan rumah kompetisi olahraga internasional, bahkan dipaksa absen di sejumlah turnamen. Selain itu tak boleh dikibarkannya bendera Merah Putih di ajang internasional.

Fakta ini tentu saja mencoreng nama baik Indonesia di kancah olahraga, terbaru ialah Indonesia tak bisa mengibarkan Merah Putih saat penyerahan Piala Thomas 2020 yang berlangsung di Aarhus, Denmark, Minggu (17/10/21) usai menang 3-0 dari China karena sanksi tersebut.

Hal ini pun menuai kecaman dan kritik pedas dari sejumlah pihak. Diantaranya datang dari dua legenda sekaligus mantan juara dunia bulutangkis yakni Taufik Hidayat dan Candra Wijaya

Kritik Taufik Hidayat dan Candra Wijaya itu dilontarkan dalam acara Mata Najwa bertajuk ‘Servis Manis Bulutangkis, Polemik Tak Berkibarnya Merah Putih di Thomas Cup’, pada Rabu (20/10/21).

Taufik Hidayat merasa ikut senang dengan pencapaian terbaru tim Thomas Tanah Air. Namun ia merasa kecewa, dan mempertanyakan andil Kemenpora atas kesalahan yang dilakukan oleh LADI.

“Harusnya sebelum-sebelumnya udah mencegah juga, mungkin dari LADI yang lama ke LADI yang baru. Kalau memang ke LADI yang baru masih menyimpan masalah, di situ kan ada dewan beranggotakan ada sesmen ada DPT dan yang lain,” kata Taufik Hidayat.

“Nah jadi jangan hanya, nama aja di situ tapi harus ikut di dalam juga mengetahui permasalahannya di mana, dan ini kan permasalahan baru bukan lalu, ini permasalahan sudah lama harusnya. Nah itu harusnya antisipasi,” tambahnya.