Indonesia Batal Tampil di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2021, Kemenpora Lepas Tangan?

Kamis, 9 Desember 2021 12:15 WIB
Penulis: Miranti | Editor: Indra Citra Sena
 Copyright:

INDOSPORT.COM – Menyusul mundurnya tim Indonesia dari Kejuaraan Bulutangkis Dunia 2021, Menteri Pemuda dan Olahraga mengaku tidak ikut mencampuri keputusan itu.

Sebelumnya, Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) menarik diri dari Kejuaraan Dunia yang berlangsung di Huelva, Spanyol, pada 12-19 Desember mendatang.

Keputusan itu diambil Ketua Umum PBSI, Agung Firman Sampurna, demi menjaga keselamatan pemain dari penyebaran varian Covid-19 Omicron yang tidak menentu.

Keputusan besar itu diambil setelah melalui pembahasan dan masukan dari pengurus, pelatih dan Kabid Binpres Rionny Mainaky. Mereka menilai penyebaran varian Omicron menjadi alasan utama di balik penarikan diri tersebut.

Menpora Zainudin Amali mengaku bahwa keputusan mundur dari Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2021 adalah independen dibuat Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI).

"Kebijakan untuk berangkat, mengirim, 'try out', itu kebijakan cabor (cabang olahraga) masing-masing. Pemerintah tidak mengatur sampai se-detail begitu," kata Zainudin Amali melansir Antara.

Menurut Zainudin Amali, peran pemerintah hanya sebatas memfasilitasi persiapan tim dalam menghadapi pertandingan, seperti menggelar pelatihan nasional.

Lebih lanjut, Kemenpora mencontohkan kasus saat PSSI menggelar pelatnas untuk mempersiapkan diri menghadapi gelaran Piala Dunia U-20 2023.

"Namun, latihan di mana, berangkat di mana itu urusan cabor, bukan pemerintah. Demikian juga dengan (cabang olahraga) yang lain," ujar Amali.

Zainudin Amali menjelaskan dukungan diberikan pemerintah kepada semua cabang olahraga sesuai dengan ketentuan di Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 86/2021.

"Jangan seolah-olah semua yang berkaitan orang tak bisa berangkat, mengirim, ditimpakan kepada Kemenpora. Ada independensi cabor, kapan berangkat, kapan mengirim (atlet), ada hitungan-hitungannya, terutama soal poin dan hal lain. Semua itu diatur cabor sendiri, kami tidak tahu," tegasnya.