Kisah Prannoy HS Perangi Masalah Kesehatan hingga Bangkit di Kejuaraan Dunia 2021

Rabu, 22 Desember 2021 19:20 WIB
Penulis: Miranti | Editor: Prio Hari Kristanto
© bwfbadminton.com
Menembus babak perempatfinal Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2021, Prannoy HS bersyukur karena bisa melawan masalah kesehatan yang menimpanya. Copyright: © bwfbadminton.com
Menembus babak perempatfinal Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2021, Prannoy HS bersyukur karena bisa melawan masalah kesehatan yang menimpanya.

INDOSPORT.COM – Menembus babak perempat final Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2021, Prannoy HS bersyukur karena bisa melawan masalah kesehatan yang menimpanya.

Melansir laman Mykhel News, Prannoy HS telah bertarung dalam dua pertandingan - satu melawan lawan di lapangan dan yang lainnya melawan tubuhnya sendiri.

Sejak 2018, tunggal putra India tersebut didiagnosis menderita penyakit refluks gastroesofageal atau semacam penyakit pencernaan di mana asam lambung atau empedu mengiritasi lapisan dalam saluran makanan.

Usai itu, pria bernama lengkap Prannoy Haseena Sunil Kumar tersebut menjalani pengobatan secara intens dan waktu yang relatif lama. Namun dia berhasil melalui itu hinga kondisinya membaik.

Dalam kondisi baru pulih, nahasnya Prannoy HS harus terpapar virus Covid-19 pada November 2020 lalu. Hal itu membawa dampak lanjutan yang mempengaruhi pernafasannya saat bermain bulutangkis.

Pria  berusia 29 tahun itu akhirnya mencari pengobatan alternatif mengingat banyak turnamen bulutangkis penting yang ingin diikutinya di sepanjang tahun 2021.

"Pasca COVID, lapisan paru-paru saya meradang, saya batuk terus-menerus dan saya harus mengesampingkan semuanya, artinya, jika ada cedera terkait otot," kata Prannoy HS melansir laman Mykhel News.

"Saya selalu kesakitan. Ketika ada reli panjang, ketika Anda terengah-engah, Anda mendorong otot dan aliran udara. Ada gesekan di lapisan, itu menyakitkan,” sambungnya.

Prannoy mengatakan dia bertemu dengan seorang spesialis pada bulan September 2020 untuk menjalani serangkaian pengobatan pernafasan, pola makan, dll.

"Sesi pernapasan membantu, itu membuat perbedaan dan saya 30-40 persen lebih baik, saya merasa lebih baik," tutur Prannoy HS kembali.