Ganda Putra Indonesia Semakin Mengerikan, Ahsan/Hendra Wanti-wanti soal Regenerasi

Selasa, 7 Februari 2023 15:25 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Subhan Wirawan
© PBSI
Juara dunia bulutangkis tiga kali, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, menyoroti fenomena Indonesia memiliki enam ganda putra yang menguasai dunia. Copyright: © PBSI
Juara dunia bulutangkis tiga kali, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, menyoroti fenomena Indonesia memiliki enam ganda putra yang menguasai dunia.

INDOSPORT.COM – Juara dunia bulutangkis tiga kali, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, menyoroti fenomena langka Indonesia memiliki sejumlah pasangan ganda putra yang menguasai dunia.

Di tengah persaingan sektor ganda putra dunia 2023, Indonesia mampu menunjukkan keganasannya dengan menempatkan 6 pasangan di 20 besar ranking dunia.

Terbaru ialah Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang cetak sejarah menduduki peringkat 10 dunia usai memenangkan gelar back to back di Indonesia Masters dan Thailand Masters 2023.

Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto masih mampu mempertahankan posisinya di ranking dunia, menyusul keberhasilan mereka juara Malaysia Open 2023.

Sementara itu, Hendra/Ahsan bertahan di peringkat 3 dunia, disusul Kevin Sanjaya/Marcus Gideon di posisi ke-19 dan terakhir Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan di peringkat ke-20.

Menanggapi fenomena tersebut, Ahsan/Hendra yang diwawancarai Helmi Yahya di kanal YouTube ‘Helmy Yahya Bicara’ mengakui bahwa ini adalah sebuah hal yang langka dalam sejarah bulutangkis tanah air.

Mohammad Ahsan Setiawan mengatakan bahwa ganda putra Indonesia saat ini sudah memiliki tujuan semua, bahkan semuanya juga sudah mampu mengantongi gelar juara.

“Sekarang sudah berjalan semua (pasca-pandemi COVID-19), fasilitas sudah ada, pertandingan sudah mulai lancar, tinggal kembali ke atletnya,” tutur Ahsan.

“Saya rasa ganda putra (Indonesia) sudah punya tujuan semua, dan sekarang di ganda putra kita sudah punya 6 pasangan,” lanjut Ahsan.

“Itu sudah ada title semua, juara semua, jadi itu termasuk yang jarang terjadi, biasanya yang topnya yang juara, yang ini (bawah) masih (belum bisa),” sambungnya.