In-depth

Hancurnya Marwah Ganda Campuran Indonesia di World Tour Finals Sejak 1 Dekade

Selasa, 21 November 2023 15:26 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Prio Hari Kristanto
© Robertus Pudyanto/Getty Images
Peraih medali perak Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir, Daihatsu Indonesia Masters 2018. Copyright: © Robertus Pudyanto/Getty Images
Peraih medali perak Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir, Daihatsu Indonesia Masters 2018.
Menengok Wakil Indonesia dalam 1 Dekade BWF Finals

Untuk melihat betapa hancurnya generasi ganda campuran Indonesia saat ini, mari kita tengok deretan pasangan Indonesia yang lolos ke turnamen BWF Finals dalam satu dekade terakhir.

Sebagai informasi, satu dekade BWF Finals ini terdiri dari lima edisi terakhir BWF World Tour Finals (2018-2022) dan 5 edisi BWF Super Series Finals terakhir (2013-2017).

Dimulai dari BWF Super Series Finals 2013, Indonesia mampu mengirimkan dua wakilnya yakni pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan mendiang Markis Kido yang berpasangan dengan adiknya, Pia Zebadiah Bernadeth.

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, yang meraih medali emas Olimpiade Rio 2016, tercatat tidak pernah absen untuk tampil di ajang BWF World Tour Finals dari 2013 hingga 2017.

Pencapaian terbaik Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir terjadi di edisi 2017, saat mereka lolos bersama pasangan lainnya yakni Praveen Jordan/Debby Susanto.

Tontowi/Liliyana kala itu mampu mencapai babak semifinal, tetapi harus terhenti usai dikalahkan pasangan China, Zheng Siwei/Chen Qingchen.

Praveen/Debby juga menjadi ganda campuran Indonesia lain yang rutin lolos ke BWF World Tour Super Series Finals.

Mereka pertama kali lolos pada 2015 hingga 2017, dengan pencapaian terbaik terjadi pada edisi Dubai 2016 di babak semifinal.

Selanjutnya, BWF mengubah BWF Super Series Finals menjadi BWF World Tour Finals pada tahun 2018, di mana ganda campuran Indonesia juga sudah berganti generasi.

Dimulai pada tahun 2018, Indonesia mampu meloloskan satu wakilnya ke turnamen tersebut di Guangzhou, China, yakni Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja.

Edisi berikutnya yang juga digelar di Hangzhou, Indonesia meloloskan dua wakilnya yakni Hafiz/Gloria dan Praveen Jordan yang saat itu sudah menggandeng Melati Daeva.

Sayangnya, langkah kedua pasangan mantan kebanggaan pelatnas PBSI itu harus terhenti di babak penyisihan grup usai meraih 1 kemenangan dan 2 kali kalah.

Pada edisi 2020, Hafiz/Gloria masih mampu lolos ke turnamen penutup musim di Bangkok. Baru pada edsi 2021, giliran Praveen/Melati yang sendirian melaju di ajang yang digelar di Bali.

Edisi 2022 mungkin pernah dianggap sebagai titik kebangkitan ganda campuran Indonesia dengan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari berhasil lolos ke BWF Finals di Bangkok.

Rinov/Pitha memastikan lolos ke BWF World Tour Finals 2022 berkat sekali menjadi runner-up di Indonesia Masters 2022 Super 500 dan semifinalis Hylo Open Super 300.

Meski berstatus sebagai kuda hitam, Rinov/Pitha tampil mengesankan selama babak penyisihan grup dan memastikan lolos ke semifinal sebagai runner-up Grup A.

Namun di babak semifinal, upaya Rinov/Pitha terjegal oleh keperkasaan pasangan Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai 22-24, 21-16, 14-21.

Rinov/Pitha yang kala itu digadang-gadang jadi ganda campuran No.1 Indonesia justru gagal melanjutkan kiprah apiknya musim ini. Alhasil, tiket menuju BWF World Tour Finals 2023 pun lepas dari genggaman mereka.

Melihat catatan sejarah ini, upaya apa yang akan dilakukan PBSI untuk berbenah demi mengembalikan marwah ganda campuran pada musim 2024 mendatang?