x

Bukan Indonesia, Pelatih Carolina Marin Soroti Bulutangkis Modern di 3 Negara Asia Ini

Jumat, 18 November 2022 17:20 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Isman Fadil
Fernando Rivas, pelatih bintang Spanyol, Carolina Marin, menyoroti bulutangkis modern yang terjadi di dua negara Asia, namun Indonesia tidak termasuk.

INDOSPORT.COM – Fernando Rivas, pelatih bintang Spanyol, Carolina Marin, menyoroti bulutangkis modern yang terjadi di dua negara Asia, namun Indonesia tidak termasuk yang dia sebutkan.

Fernando Rivas mulai dikenal di kancah olahraga tepok bulu usai mengantar Carolina Marin merebut tiga kali emas Kejuaraan Dunia hingga emas Olimpiade Rio 2016.

Pelatih bergelar doktor itu telah menjadi salah satu pendobrak sejarah badminton di Spanyol memalui beragam metode dan teknik berkualitas yang diusung.

Alasan itulah yang membuat Fernando Rivas digaet oleh Presiden Federasi Bulutangkis Prancis, Yohan Panel, untuk misi medali Olimpiade 2024

Melansir dari laman resmi BWF, Fernando Rivas berbicara mengenai perubahan sistem pelatihan bulutangkis di sejumlah negara, khususnya di Asia.

Baca Juga

Menurut pelatih asal Spanyol tersebut, sistem pelatihan di Asia sebagian besar sudah berubah, dari yang awalnya tradisional kini sudah mulai modern dan merujuk sistem di Eropa.

“Saya pikir ini (sistem pelatihan) sedang berubah,” ujar Fernando Rivas.

Baca Juga

Ada pun dua negara yang menjadi sorotan Fernando Rivas dalam hal ini. Yakni, negara-negara Asia yang menjadi anggota Commonwealth seperti Malaysia dan Singapura, dan China.

“Beberapa negara dari Asia miliki Commonwealth, banyak dipengaruhi oleh ilmu-ilmu (olahraga) dari Inggris, misalnya,” terang Fernando Rivas.

“China telah memiliki pelatih fisik Spanyol selama beberapa tahun,” lanjutnya.

Malaysia dan Singapura sendiri belakangan memunculkan pemain yang mampu menantang dunia. Sebut saja tunggal putra no 2 dan 3 dunia, Lee Zii Jia (Malaysia) dan Loh Kean Yew (Singapura).

Baca Juga

1. Fernando Rivas Ingin Bawa Bulutangkis Prancis Mendunia

Carolina Marin sedang berdikusi dengan pelatihnya, Fernando Rivas.

Lee Zii Jia sejak menjadi pemain independen awal tahun 2022 telah tampil konsisten. Sedangkan Loh Kean Yew lebih banyak terpengaruhi gaya kepelatihan Denmark karena kerap berlatih bersama sang raja dunia, Viktor Axelsen.  

Malaysia juga memiliki Juara Dunia baru di sektor tunggal putra Aaron Chia/Soh Wooi Yik, serta ganda putri yang tengah melejit performanya, yakni Pearly Tan/Thinaah Muralitharan.

Sedangkan China, yang dianggap raksasa bulutangkis terbesar di dunia, selalu tak pernah kehabisan stok pemain. Bahkan, beberapa di antaranya mampu bercokol di peringkat 10 besar di setiap kategori.

“Menurut saya, orang-orang mulai mencoba menemukan pendekatan dan cara baru yang telah terbukti bekerja, setidaknya dalam kasus kami (Prancis). Saya merasa kami telah berkontribusi sedikit untuk perubahan kecil ini dalam aspek metode pelatihan,” ungkap Fernando Rivas.

Ditunjuk sebagai pelatih di Badminton Prancis, Fernando Rivas ternyata menerapkan sistem INSEP (National Institute of Sport, Expertise and Performance) yang menekankan sports science,

Fernando Rivas menekankan bahwa sistem ini dikembangkan sendiri olehnya dan staf pelatih di Prancis dan berhasil sampai sekarang.

Baca Juga

“Ini bukan tentang memiliki banyak pemain, ini tentang membuat pilihan yang tepat tentang pemain yang tepat,” jelas Rivas.

“…Kami telah mengembangkan protokol kami sendiri. Saya pikir ini cukup berhasil,” ungkapnya.

Dengan mengandalkan sistem pelatihan tersebut, Fernando Rivas mengungkapkan keinginannya untuk membawa Prancis menyaingi Denmark yang masih jadi negara bulutangkis terbesar di Eropa.

Baca Juga

“Saya pikir Prancis adalah negara bulutangkis yang kuat di Eropa. Salah satu tujuan saya adalah berkompetisi di Eropa melawan Denmark, di masa depan,” terang Rivas.

Fernando Rivas begitu percaya diri dengan ambisinya tersebut karena dia telah memiliki sejumlah pemain bagus di setiap kategori.

Salah satunya pasangan ganda campuran Thom Gicquel/Delphine Delrue yang saat ini menduduki peringkat 10 dunia.

“Saya pikir Prancis berada dalam posisi yang sangat baik untuk menjadi salah satu dari lima besar, tujuh negara teratas di dunia,” tandasnya.

Baca Juga
PrancisChinaMalaysiaSingapuraCarolina MarinBulutangkisLee Zii JiaBerita BulutangkisLoh Kean Yew

Berita Terkini