x

3 Kelemahan An Se-young yang Bisa Dimanfaatkan Gregoria Agar Juara Australian Open

Minggu, 20 November 2022 07:35 WIB
Penulis: Martini | Editor: Indra Citra Sena
Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung di Australian Open 2022. (PBSI)

INDOSPORT.COM - Berikut tiga kelemahan pebulutangkis top Korea Selatan, An Se-young, yang bisa dimanfaatkan Gregoria Mariska Tunjung agar juara Australian Open 2022.

Gregoria Mariska akhirnya menembus final BWF World Tour untuk kali pertama sepanjang tahun ini saat mengikuti Australian Open 2022.

Namun, lawannya di final adalah pemain unggulan nomor wahid di sektor tunggal putri, yaitu An Se-young asal Korea Selatan.

Secara head to head dalam dua pertemuan, An Se-young menang di All England dan Malaysia Masters 2022. Gregoria tak sekali pun menang atas lawannya.

Namun, An Se-young bukannya tanpa cela. Ia memiliki beberapa kelemahan yang bisa dimanfaatkan Gregoria untuk revans dan menjuarai Australian Open Super 300.

Baca Juga

Berikut INDOSPORT merangkum kelemahan An Se-young, jelang partai final Australian Open 2022 melawan Gregoria Mariska.

1. Daya Serang Kurang

Pelatih An Se-young, Kim Ji Hyun, pernah mengungkapkan bahwa salah satu nilai minus pebulutangkis Korea Selatan itu adalah daya serangnya yang kurang.

Baca Juga

An Se-young hanya memukul kok dengan tenaga, tetapi tidak diiringi dengan upaya tipu muslihat, sehingga serangannya bisa dengan mudah terbaca oleh lawannya.

"Ya, dia (An) perlu mengembangkan lebih banyak tembakan menyerang," kata Kim Ji Hyun kepada media beberapa waktu lalu.

"Bagi saya, sebagai pelatih, jika Anda membandingkannya dengan Tai Tzu Ying, dia tidak memiliki tembakan spesial itu," lanjut mantan pelatih PV Sindhu tersebut.

Baca Juga

1. 2. Kena Mental Usai Konflik dengan BKA

Pebulutangkis asal Korea, An Se-young pada babak perempatfinal Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta, (17/01/20). Hari ini ia akan menghadapi Gregoria Mariska Tunjung di final Australian Open 2022.

Gregoria Mariska boleh memanfaatkan salah satu kelemahan An Se-young, yakni masalah mental setelah atlet tunggal putri itu konflik dengan federasi Korea Selatan.

Awalnya, An Se-young dikabarkan cedera, sehingga tidak didaftarkan pada tur Eropa, Denmark Open, French Open, dan Hylo Open.

Mendengar namanya tidak terdaftar, An pun bereaksi tak percaya di media sosial. Sebab ia merasa kondisinya baik-baik saja. Hal itu viral dan federasi Korea (BKA) ikut diserang.

Saat tur Eropa berlangsung, An justru mengikuti turnamen Liga Bulutangkis Korea Selatan, seolah menegaskan bahwa ia tidak cedera, tetapi mendapat perlakuan tak adil.

An Se-young akan main menggebu-gebu untuk juara Australian Open, maka Gregoria harus meladeninya dengan sabar dan harus menunggu celah untuk menaklukkan An.

Baca Juga

3. Jaga Stamina hingga Set 3

Perlu diketahui, An Se-young lolos ke final Australian Open 2022 setelah menaklukkan lawan-lawannya hanya dalam dua set saja. Maklum, lawannya bukan pemain unggulan.

Sementara Gregoria bermain tiga set di perempat final hingga semifinal. Artinya, stamina fisik An Se-young bakal lebih unggul ketimbang wakil Indonesia.

Baca Juga

Namun, mental Gregoria sudah terasah karena menghadapi pemain unggulan, dan akhirnya bisa revans atas Han Yue (China).

Maka dari itu, Gregoria harus siap jika dibawa bermain delay sampai tiga set. Ia harus bisa menjaga fokus seperti di match sebelumnya, melawan Han Yue di semifinal.

Jika bisa menjaga tekanan di final, bukan mustahil Gregoria juga bisa revans atas An Se-young, bahkan mengukir sejarah juara Australian Open untuk kali pertama.

Baca Juga
Asosiasi Bulutangkis KoreaGregoria MariskaBulutangkisAn Se-youngBerita BulutangkisAustralian OpenAustralian Open 2022

Berita Terkini