Klub ISL Harus Bisa Lebih Mandiri

Senin, 23 Februari 2015 20:16 WIB
Kontributor: Riki Ilham Rafles | Editor: Galih Prasetyo
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Direktur Direktorat PSSI, Aristo Pangaribuan saat menghadiri Workshop dan Diskusi Hukum PSSI dan BEM FH UI di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, Senin (23/02/15). Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Direktur Direktorat PSSI, Aristo Pangaribuan saat menghadiri Workshop dan Diskusi Hukum PSSI dan BEM FH UI di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, Senin (23/02/15).

Hal itu diungkapkan oleh pengamat hukum Universitas Indonesia, Chudry Sitompul dalam diskusi dengan tema Status Badan Hukum Klub dan Pengelolaan Liga Indonesia dalam Perspektif Hukum.

Menurut Chudry, kepemilikan saham oleh suporter menjadi vital untuk mendongkrak prestasi klub itu sendiri. Dia menyarankan perusahaan juga membuat status saham kepemilikan menjadi terbuka.

"Harusnya badan hukum dalam sepakbola itu dimiliki lebih dari 1 orang, terutama suporter. Kita bisa lihat contoh di luar negeri. Nantikan sahamnya klub itu akan sejalan dengan prestasi. Semakin mereka berprestasi akan semakin naik harga sahamnya," kata Chudry ke INDOSPORT.

Sementara itu, Direktur Hukum PSSI, Aristo Pangaribuan memunculkan wacana untuk menyusun formulasi baru terkait peranan pemerintah dalam pengembangan sepakbola di tanah air misalnya pembelian saham melalui Badan Usaha Milik Daerah seperti yang sedang dijajaki oleh Persija dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Karena menurut dia proses pembinaan sebenarnya merupakan tanggung jawab pemerintah. Namun karena adanya aturan Peraturan Menteri Dalam Negeri yang melarang penggunaan APBD bagi klub profesional, justru membuat banyak klub kolaps.

"APBD sudah tidak mungkin lagi dipakai. Tapi harus dibuat formulasi baru agar proses pembinaan yang jadi kewajiban pemerintah bisa berjalan. Misalnya saham klub itu dibeli melalui BUMD," kata Aristo.

1