Legenda Olahraga

Kisah Pendiri PSSI, Soeratin: Berjuang untuk Persatuan, Masa Tua 'Diacuhkan'

Kamis, 19 Mei 2016 19:00 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Galih Prasetyo
 Copyright:
Kehilangan Pekerjaan

Soeratin menikahi adik dari salah satu pahlawan kebangkitan nasional, Dr. Soetomo, yakni R. A. Srie Woelan. Kehidupan Soeratin berubah drastis pasca sukses menyatukan insan sepakbola ndonesia dalam naungn, PSSI, ia bahkan harus mengorbankan pekerjaan bergengsi yang dimilikinya demi terus berjuang mempertahankan keberadaan organisasi yang dicintainya itu.

Cucu dari Soeratin, Wuly Sukartono Santoso, mengungkapkan jika kehidupan sang kakek mengalami banyak cobaan demi terus mengomandoi PSSI. Soeratin rela mengorbankan banyak hal berharga dalam hidupnya demi cicta-cita mulia mempersatukan bangsa lewat jalan sepakbola. Di tahun-tahun pertama pembentukan PSSI, Soeratin sangat didukung oleh pengorbanan sang istri, Sri Woelan, dalam hal moril material, antara lain dengan merelakan menjual perhiasan beliau untuk menutupi kebutuhan dana.

"Kata beliau almarhum eyang itu pandai, cerdas, berkemauan keras, ahli bermain catur. Tidak banyak yang diceritakan ibu. Mungkin saya masih dianggap terlalu kecil saat itu,” ujar Wuly kepada INDOSPORT.

“Beliau meninggalkan pekerjaannya karena dipaksa memilih antara pekerjaan, yang gajinya disamakan dengan gaji pegawai Belanda setingkat dengan beliau (sangat besar saat itu) atau kegiatan sepakbola,” tambah Wuly.

Keluar dari pekerjaannya demi terus mengurus kegiatan PSSI, Soeratin pun memutuskan untuk mebangun usahanya sendiri. Menyandang gelar sebagai seorang insinyur sipil, pada masa perang kemerdekaan hingga Jepang masuk ke Indonesia, Wuly mengungkapkan jika Soeratin mendapat tugas khusus dari Presiden Pertama Indonesia, Soekarno.

“Kalau tidak salah beliau zaman jepang itu memimpin pembuatan senjata api,atas perintah Ir Soekarno, yang kemudian menjadi presiden RI pertama,” ungkap Wully.

563