Legenda Olahraga

Kisah Pendiri PSSI, Soeratin: Berjuang untuk Persatuan, Masa Tua 'Diacuhkan'

Kamis, 19 Mei 2016 19:00 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Galih Prasetyo
 Copyright:
Hidup dalam Kondisi Memperihatinkan

Meski berjasa besar mendirian PSSI, kehdiupan Soeratin jauh dari gemilang harta. Layaknya seorang pahlawan, Soeratin hidup dalam kesederhanaan meskipun ia mengenyam pendidikan tinggi bahkan sempat bekerja untuk salah satu perusahaan terkemuka milik Belanda.

Usaha yang dibangun Soeratin pasca memutuskan untuk berhenti bekerja di perusahaan Belanda, nyatanya tidak berlangsung dengan mulus. Usaha yang dirintis Soeratin justru hancur saat Jepang menguasai Indonesia da perang kemerdekaan mulai bergulir.

Dari berbagai sumber disebutkan jika Soeratin memutuskan bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), PSSI saat itu dinonaktifkan dan berada di bawah Taiikukai, asosiasi olahraga Jepang. Setelah proklamasi kemerdekaan, insinyur sipil tersebut ditunjuk untuk menjadi salah seorang pemimpin Djawatan Kereta Api hingga akhirnya PSSI pun aktif kembali.

Namun kehidupan Soeratin tak selalu berkecukupan, ia bahkan hidup sangat sederhana. Masa tuanya dihabiskan di Bandung, Jawa Barat. Hal tersebut diungkapkan sendiri oleh sang cucu, Wuly, yang sempat menjenguk Soeratin di rumah sederhanya di Bandung, Jawa Barat, sebelum akhirnya meninggal dunia pada 1959.

“Di akhir  hidup Ir Soeratin tinggal di Bandung sangat sederhana. Saya sempat bersama ibunda menengok beliau dalam keadaan sakit. Dan sampai akhir hayat beliau, menurut saya perhatian pemerintah saat itu hampir tidak ada. Bahkan beliau dimakamkan di TPU. Sirnaraga. Baru 10 tahun terakhir ini ada perubahan, jasa jasa beliau mulai diperhatikan,” ungkap Wuly.

563