Liga Champions

(ANALISIS) 3 Kutukan Juventus di Pentas Liga Champions

Kamis, 15 September 2016 17:11 WIB
Penulis: Ivan Reinhard Manurung | Editor: Galih Prasetyo
 Copyright:
Percaya Diri Berlebih karena Media

Selain dua faktor di atas, hal lain yang ikut andil membuat Juventus miliki prestasi minim ialah media. Pasalnya, pemberitaan media terkadang bisa membuat pemain menjadi percaya diri berlebih dan merasa sombong karena merasa tidak akan dikalahkan.

Kejadian ini sendiri bermula ketika Juventus ketika masih dilatih Marcello Lippi. Saat itu sejumlah media menyebut Juve akan memenangkan Liga Champions dengan mudah karena mendatangkan sejumlah pemain elit, seperti Zinedine Zidane, Edgar Davis, dan Flippo Inzaghi.

Namun, pada kenyataannya hal itu tidak terjadi sama sekali dan Juventus hanya mampu sekali meraih gelar juara liga Champions pada 1995/96 dan tiga kali harus puas jadi runner up (1996–97, 1997–98, dan 2002–03). 

Hal ini kembali terulang ketika Fabio Cappello ditunjuk sebagai pelatih Juventus dari musim 2004 sampai 2006. Juventus kembali digadang-gadang menjadi juara Liga Champions setelah sukses mendatangkan Zlatan Ibrahimovic, Fabio Cannavaro, dan Patrick Vieira.

Akan tetapi, mereka kembali gagal meraih gelar juara Liga Champions. Parahnya lagi, saat itu pencapaian tertinggi Juve di liga Champions musim itu ialah menembus babak perempatfinal.

Karena pengaruh media tersebut, pelatih Juventus saat ini, Massimiliano Allegri sempat merasa kesal karena dianggap akan mudah memenangkan Liga Champions setelah cukup aktif di bursa transfer.

"Juve sudah tidak pernah memenangkan Liga Champions selama 20 tahun terakhir. Kami memang sukses di bursa transfer, tapi klub yang lain juga. Jadi hal itu bukan berarti kami pasti akan memenangkan setiap pertandingan," tegas Allegri seperti dilansir Football-Italia.