Bursa pemilihan calon ketua umum PSSI semakin memanas. Para calon pun sudah memaparkan akan program serta visi dan misi dalam menjalankan roda kepemimpinan induk federasi sepakbola Indonesia ini.
Demikian pula dengan Djohar Arifin yang kembali maju dalam calon ketua umum PSSI kali ini. Djohar menilai sudah saatnya sepakbola Indonesia ini bangkit dari keterpurukan.
"Kongres saat ini tidak hanya menjalankan statuta tapi inilah awal bangkitnya sepakbola Indonesia yang sudah jauh tertinggal. Kita sudah tertinggal di Asean, Asia apalagi di dunia. Pemikiran sudah harus ke sana dan bagaimana membangun hal ini, ucap Djohar.
Untuk memuluskan jalan itu semua, Djohar menilai PSSI tidak bisa jalan sendiri. Pria yang sempat menjabat Ketua Umum PSSI periode 2011-2015 ini menilai PSSI membutuhkan bantuan pemerintah.
"Seluruh di dunia manapun sepakbola membutuhkan dukungan pemerintah. PSSI itu tidak punya apa-apa. Lapangan saja kita tidak punya, kantor pun tak punya. Makanya dukungan pemerintah sangat perlu," jelas Djohar.
Djohar Arifin (batik ungu) saat bersama Menpora Imam Nahrawi dan tim transisi.
PSSI sendiri memang sempat memiliki masa kelam, saat mereka bertentang jalan dengan pemerintah. Alhasil PSSI terpaksa dibekukan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi.
Bahkan akibat pembekuan ini, PSSI mendapat hukuman dari FIFA. Indonesia dilarang tampil di seluruh event sepakbola internasional.
"Makanya kita butuh pemerintah. Jadi, siapapun pengurus yang akan datang jangan pasang kuda-kuda dengan pemerintah. Pemerintah harus dirangkul. Karena banyak yang kita manfaatkan seperti minta bangun infrastruktur dengan standar FIFA," ungkap Djohar.
"Makanya saya menginginkan pemerintah ikut terlibat juga dengan semangat kerjasama dengan pssi," tutupnya.