Kawasan Miei, Tempat Embrio Talenta Hebat Tanah Papua di Lapangan Hijau
Sumber-sumber dari tulisan orang Papua terkait sepakbola di tanah kelahirannya menyebut bahwa dari kawasan Miei muncul kiper pertama putra Papua, ia adalah Gustaf Adolf Lanta.
Sayang penelusuran INDOSPORT belum menemukan rekam jejak Adolf Lanta sebagai kiper. Tidak diketahui ia bermain untuk klub apa dan di tahun berapa.
Terlepas dari hal tersebut, sepakbola pun jadi olahraga populer bagi anak Papua saat itu pasca didirikannya sekolah guru di kawasan Miei. Kompetisi sepakbola pun mulai bergulir.
Kompetisi yang biasanya hanya berlangsung di Jayapura dan tempat-tempat sekitarnya kala itu berubah. Kompetisi di tingkatan lokal sudah mulai berlangsung.
Kala itu sepakbola memang hanya jadi domain masyarakat Belanda dan Papua yang tinggal di Jayapura dan sekitarnya. Jayapura jadi rumah bagi dua asosiasi sepakbola Papua saat itu, Voetbalbond Hollandia en Omstreken (VHO) yang hanya untuk pemain Belanda dan Eropa lainnya, dan Voetbal Obligasi Hollandia (VBH), dimana masyarakat lokal bisa diperbolehkan berkarier lewat kompetisi yang digagas VBH.
Pada era 50-an, kompetisi sepakbola mulai dijalankan oleh VBH. Sejumlah taletan berbakat dari pelbagai klub di pelesok pun mulai jadi bahan perbicaraan seperti,: Karel Pahalerang dari Club Ajapo I Sentani, Lamberth Rumbiak, dari Club DVG (Dienst van Gezondheidzorg (Dinas Kesehatan Hollandia), Theo Daat dari Club MVV/PMS (Missie Voetbal Vereniging), dan masih banyak lagi.
Mereka-mereka ini yang kemudian jadi pondasi pemain generasi pertama di VBH yang kemudian bermetamorfosa jadi klub terhebat di kawasan Pasifik.