Pertandingan Klasik

'Perang' Dua Raksasa Sepakbola Asia yang Melegenda

Selasa, 11 Oktober 2016 16:00 WIB
Editor: Mitjanna Lotusina Rangkuti
 Copyright:
Sosok Penggetar Gawang, Ali Daei

Namanya mencuat ke permukaan dan masuk di radar klub-klub besar Eropa setelah bermain menakjubkan di laga melawan Korea Selatan pada babak perempatfinal Piala AFC 1996 ini. 

Dalam waktu 23 menit, Daei merubah permainan yang tadinya berimbang menjadi sebuah serangan tanpa balas bagi lawan. Jelas saja, namanya disebut-sebut sebagai bintang yang bisa mengharumkan tak hanya nama Iran, tapi Asia di mata dunia.

Klub besar Bundesliga, Bayern Munchen menariknya masuk di tahun 1998. Sayangnya, dia kalah bersaing dengan pemain-pemain asal Eropa dan sering dibangkucadangkan saat merumput bersama Munchen. Daei kemudian hengkang dari Munchen dan berpaling ke klub Bundesliga lain yaitu Hertha. 


Ali Daei saat berseragam Bayern Munchen.

Bersama Hertha, Daei mencatat rekor bersejarah sebagai pemain Asia pertama yang bermain di laga Liga Champions. Dia merumput bersama Hertha selama tiga musim sebelum akhirnya kembali melanjutkan karier di Asia. Setelah 19 tahun berkarier sebagai pesepakbola, Daei menggantung sepatu di tahun 2007 bersama klub asal Iran, Saipa.


Ali Daei menjadi pemain legendaris di Iran.

Hingga saat ini, Daei masih memegang gelar top skor sepanjang masa Tim Nasional Iran. Dia menorehkan 109 gol selama 13 tahun membela Iran sejak 1993 hingga 2006. Setelah menggantung sepatu, Daei dipercaya menjadi pelatih klub-klub besar di Iran seperti Persepoli Tehran. Dia juga pernah memegang posisi pelatih utama Timnas Iran selama satu tahun di periode 2008-2009.


Ali Daei kini menjadi pelatih sepakbola di Liga Iran.