Kisah Syamsir Alam, Bintang Muda Timnas yang Berakhir di Liga Antar Kampung

Rabu, 26 Oktober 2016 19:00 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Dery Adhitya Putra
 Copyright:
Gonta-ganti Klub

Digadang-gadang sebagai penerus era Bambang Pamungkas, kini Syamsir Alam belum mampu menunjukan tajinya di level senior. Padahal, dia mendapatkan beasiswa generasi pertama program pelatnas jangka panjang SAD Uruguay pada 2008.

Pada musim perdana tampil di Liga U-17 Quinta Division 2008, Syamsir menjadi top scorer dari tim SAD Indonesia dengan mengemas 15 gol dari 29 laga. Ia pun sempat dipinjam Penarol pada musim selanjutnya.

Pada 2011, Syamsir meninggalkan tim SAD untuk bergabung dengan klub Divisi II Belgia, CS Vise. Namun, selama dua musim berkiprah di Belgia, pemain berusia 24 tahun tersebut lebih banyak menghuni bangku cadangan.

Cedera punggung membuat pemain kelahiran Agam, 6 Juli 1992, itu kesulitan menemukan level permainan terbaik. Meski begitu. Syamsir tetap mendapat kepercayaan Rahmad Darmawan saat dipanggil  untuk mengikuti seleksi Timnas SEA Games 2011.


Syamsir sempat berkarier di Belgia selama dua musim bersama CS Vise

Tampil impresif selama sepekan di sesi latihan pelatnas, nama Syamsir justru tak masuk skuat inti. Situasi serupa terjadi di SEA Games 2013, Syamsir dinilai tampil di bawah ekspektasi RD.

Pada 2013, Syamsir membuat sensasi saat digaet klub asal Amerika, DC United. Klub itu dimiliki pengusaha asal Indonesia, Erick Thohir. Tetapi, kesempatan emas berkarier di kompetisi MLS tak dimanfaatkan secara baik oleh sang pemain.

Selama semusim di Washington DC, Syamsir lebih sering hanya ikut latihan bersama DC United. Namanya tidak pernah masuk line-up, sehingga ia memutuskan pulang ke Tanah Air, dan bergabung dengan Sriwijaya FC.


Syamsir Alam gagal memenfaatkan kesempatan saat bermain untuk DC United

Dewi Fortuna seakan belum berpihak pada Syamsir Alam. Ia kesulitan menembus tim inti dan lebih sering duduk di bangku cadangan. Ia kemudian memilih pindah ke Persipasi Bandung Raya (PBR) di awal 2015. Apesnya, kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 terhenti pada bulan April, akibat konflik antara PSSI dengan pemerintah.

Di tahun 2016, Syamsir Alam kemudian mencoba peruntungannya di kompetisi Torabika Soccer Championship (TSC) A bersama Persiba Balikpapan. Namun, lagi-lagi ia didepak lantaran dinilai minim kontribusi untuk tim.

Namun, minimnya kontribusi yang diberikan Syamsir Alam disebakan karena jarangnya ia menadapatkan kesempatan bermain di beberapa klub yang pernah dibelanya. Hal itu diakui pula oleh pemain 24 tahun itu usai terdepak dari Persiba.

"Terima kasih Balikpapan. Waktu yang singkat namun akan susah saya lupakan. Mungkin benar saya belum memberikan kontribusi berarti, tapi apa saya diberikan menit bermain yang adil?" ujarnya.

1.3K