Kisah Beberapa Pemimpin PSSI, Ada yang jadi Pelopor Hingga Mendekam di Penjara
Merupakan ketua umum PSSI periode 1930-1940, dan juga salah satu pendiri sekaligus ketua umum PSSI yang pertama. Meski menyelesaikan pendidikan dan lulus sebagai insinyur sipil, ketertarikan Soeratin dengan sepakbola tak bisa disembunyikan.
Soeratin mulai merintis pendirian sebuah organisasi sepakbola, yang bisa diwujudkan pada 1930. Pada 19 April 1930, beberapa tokoh dari berbagai kota berkumpul di Yogyakarta untuk mendirikan PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia).
Istilah sepakraga kemudian diganti dengan sepakbola dalam Kongres PSSI di Solo pada 1950. PSSI kemudian melakukan kompetisi secara rutin sejak 1931, dan ada instruksi lisan yang diberikan kepada para pengurus, jika bertanding melawan klub Belanda tidak boleh kalah.
Soeratin menjadi ketua umum organisasi ini 11 kali berturut-turut, karena setiap tahun ia terpilih kembali. Kegiatan mengurus PSSI menyebabkan Soeratin keluar dari perusahaan Belanda tempatnya bekerja waktu itu dan mendirikan usaha sendiri.
Ia lalu membesarkan dan mengembangkan PSSI, karena ia menyadari sepenuhnya sepakbola merupakan wadah yang paling efektif untuk menyemangati nasionalisme terutama di kalangan kaum muda. Meskipun pada awal perjuangannya harus terbata-bata, akibat paceklik dana, intrik dan intervensi yang dilakukan oleh pihak keamanan Belanda.
Namun, dengan keteguhan dan ketulusan tekad yang tak kenal menyerah, Soeratin dan rekan-rekan seperjuangannya, berhasil mengembangkan dan menumbuhkan sepakbola. Bahkan dapat membendung perkembangan sepakbola yang dikelola orang-orang Belanda.
Di era Soeratin, PSSI dan Nederlandsch-Indische Voetbal Unie (NIVU) bersaing untuk bisa menunjukan siapa yang terbaik. Sayang dalam beberapa kesepatakan NIVU ingkar, termasuk dengan pengiriman tim yang akan berlaga di Piala Dunia 1938.
Soeratin meninggal pada 1 Desember 1959, jasanya di persepakbolaan nasional kemudian diabadikan dalam nama trofi yang diperebutkan dalam kompetisi sepakbola junior tingkat nasional, Piala Suratin.