Kisah Beberapa Pemimpin PSSI, Ada yang jadi Pelopor Hingga Mendekam di Penjara
Pada 18 April 2015, La Nyalla terpilih sebagai ketua umum PSSI dalam voting yang dilakukan di Kongres Luar Biasa PSSI, Hotel JW Marriott, Surabaya.
Ia mendapatkan total 94 suara, mengalahkan Syarif Bastaman yang mendapatkan 14 suara. Kandidat lainya seperti Subardi, Sarman, Muhammad Zein, dan Benhard Limbong tidak mendapat suara
Sehari sebelum diangakatnya La Nyalla menjadi ketua umum, Menpora, Imam Nahrawi memutuskan untuk membekukan PSSI akibat telah mengabaikan rekomendasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) atas larangan ikut sertanya Arema dan Persebaya karena dianggap masih bermasalah.
Menpora juga tidak mengakui penyelenggaraan Kongres Luar Biasa PSSI yang berlangsung di Surabaya, dimana La Nyalla dipilih sebagai ketua umum PSSI. Dalam keputusan menteri tersebut, Menpora menerangkan pemerintah akan membentuk Tim Transisi yang mengambil alih hak dan kewenangan PSSI sampai dengan terbentuknya kepengurusaan PSSI yang kompeten sesuai dengan mekanisme organisasi dan statuta FIFA
Sedangkan soal Timnas Indonesia untuk SEA Games dan penyelenggaraan Liga Super Indonesia akan diambil alih oleh KONI dan KOI.
Pada 25 Mei 2015, Pemerintah melalui Wakil Presiden Jusuf Kalla, menganjurkan untuk mencabut pembekuan PSSI pimpinan La Nyalla Mattalitti. Walaupun demikian, Presiden Joko Widodo menginginkan adanya pembenahan total sebagai jalan untuk memperbaiki prestasi sepakbola Indonesia dan tetap mendukung dan menyerahkan pembenahan tersebut kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Namun, pada 30 Mei 2015, FIFA resmi menjatuhkan sanksi kepada PSSI dan berlaku hingga PSSI mampu memenuhi kewajiban pada pasal 13 dan 17 statuta FIFA. Akibat sanksi ini, Timnas Indonesia dan semua klub di Indonesia dilarang berpartisipasi di pentas Internasional di bawah FIFA atau AFC, kecuali SEA Games di Singapura hingga turnamen berakhir.
FIFA baru mencabut sanksi terhadap Indonesia pada 13 Mei 2016 ini. Akan tetapi, ketua umum PSSI saat itu, La Nyalla malah ditetapkan sebagai tersangka. Ia menjadi tersangka pencucian uang dalam pengelolaan dana hibah yang diterima Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur dari pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2011 sampai 2014.
La Nyalla dikabarkan sempat kabur ke luar negeri, namun kini sudah kembali ke Tanah Air dan saat ini berada di balik jeruji besi atau penjara karena kasus hukum yang menderanya.
Kini jabatan ketua umum PSSI dipercayakan pada pelaksana sementara yang ditangani oleh wakil ketua II, Hinca Panjaitan. Kongres pemilihan PSSI sendiri baru akan beralangsung, Kamis (10/11) mendatang di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta.
Semoga siapapun yang terpilih menjadi ketua umum PSSI nantinya akan menjadikan sepakbola Indonesia lebih maju dan berprestasi di ajang internasional.