Kongres PSSI

Harapan Dua Pemain MU Asal Papua untuk PSSI di Bawah Kepemimpinan Edy Rahmayadi

Jumat, 11 November 2016 21:03 WIB
Kontributor: Ian Setiawan | Editor: Tengku Sufiyanto
 Copyright:

Panglima Komando Cadangan Strategis Angakatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal (Letjen), Edy Rahmayadi akhirnya terpilih sebagai ketua umum baru PSSI periode 2016-2020. Pria berumur 55 tahun itu terpilih menjadi orang nomor satu PSSI usai mendapat suara terbanyak dalam pemilihan yang dilakukan 107 voters, pada Kongres PSSI di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (10/11/160 kemarin.

Terpilihnya Edy Rahmayadi membuat sejumlah para pencinta sepakbola nasional mengutarakan harapannya untuk memimpin PSSI ke arah yang lebih maju lagi. Tak kecuali dua pemain Madura United (MU) FC asal Papua, Patrich Wanggai dan Engelberd Sani.
 


Pemain Madura United FC, Patrich Wanggai.

"Tugas pemimpin PSSI yang baru adalah ikut bertanggung jawab untuk mengembalikan martabat sepakbola Indonesia (berupa prestasi) di kancah internasional," ungkap Patrich Wanggai.

Wanggai mengungkapkan, prestasi tersebut bisa diraih dengan cara pembinaan pemain dari usia dini hingga dewasa. Dalam waktu yang berkepanjangan.

"Karena pembinaan pemain sejak usia dini sangat penting untuk regenerasi di sepakbola Indonesia," ujarnya.
 


Pemain Madura United FC, Engelberd Sani.

Ketidakjelasan sistem pembinaan pemain secara berjenjang itu yang diharapkan segera diperbaiki oleh kepengurusan PSSI yang baru. Pasalnya, hal itu berpengaruh pada sempitnya kesempatan seorang pemain untuk melanjutkan karirnya dari amatir ke level profesional.

"Ada banyak pemain sepakbola yang nasibnya tidak beruntung seperti kami. Mereka tidak punya klub karena kurang kompetitif," lanjut Engelberd Sani.

"Para orang tua juga akan mendukung anaknya untuk memaksimalkan potensi terbaiknya, jika masa depan sepakbola Indonesia lebih baik," tutup pemain akademi Persiram Raja Ampat tersebut.