Persija Jakarta harus mengalami nasib sial di kompetisi TSC 2016. Tim Macan Kemayoran harus menggelar laga kandang di luar Kota Jakarta ketika memasuki pekan ke-8. Hal itu terjadi lantaran Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) mengalami renovasi untuk menyambut perhelatan Asian Games 2018.
Tim Oranye akhirnya memilih bermarkas di Stadion Manahan, Solo. Sayangnya, Persija malah mengalami kerugian usai berpindah kandang di Solo. Kerugian itu didapat dari penjualan tiket pertandingan.
Laga Persija Jakarta vs Bhayangkara FC di TSC 2016.
Maklum saja kerugian tersebut didapat Persija, mengingat jarak yang terlalu jauh menghambat suporter setia mereka, The Jakmania untuk hadir ke stadion mendukung tim kesayangannya bertanding.
Tak hanya itu, hukuman larangan penonton yang diberikan operator TSC 2016, PT Gelora Trisula Semesta kepada Persija juga menjadi faktor lainnya yang mengakibatkan kerugian untuk tim Oranye. Pertandingan kandang Persija harus diselenggarakan tanpa penonton, akibat kerap terjadi gesekan antar suporter.
“Kita sudah terusir di Jakarta, belum lagi di tiga laga terakhir kita mendapatkan sanksi tak boleh disaksikan penonton. Jelas, jika dilihat dari tiga laga penonton itu kita tak ada pemasukan,” ungkap Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Persija, Bobby Kusumohadi.
Para pemain Persija Jakarta.
Meski begitu, kerugian yang dialami Persija tidak dibeberkan secara rinci. Pihak tim Macan Kemayoran hanya membeberkan perbandingan pemasukan tiket saat bertanding di Jakarta dengan Solo.
“Selama kami berlaga di Jakarta, dari semua pertandingan itu kami mampu meraih Rp7 miliar. Berbeda dengan di Solo,” tutupnya.