Peristiwa Masa Lampau

Final Piala AFF 2002: Garuda Tumbang di Senayan

Selasa, 13 Desember 2016 16:01 WIB
Editor: Dery Adhitya Putra
 Copyright:
Akhir Perlawanan Garuda

Pertandingan tidak juga menemukan pemenang usai dua babak perpanjangan waktu. Ini membuat juara harus ditentukan melalui babak adu penalti.

Thailand mendapat giliran lebih dulu dan Peter White menunjuk Kiatisuk Senamuang sebagai algojo pertama. Mungkin karena gagal mengatasi tekanan, sosok yang kini menjadi pelatih Timnas Thailand tersebut gagal menjalankan tugasnya setelah bola sepakannya melambung jauh di atas mistar gawang.

Giliran Indonesia tiba dan Bambang Pamungkas, yang saat itu masih berusia 22 tahun, sukses menjalankan tugasnya sebagai eksekutor. Bambang sukses mencetak gol melalui titik putih setelah mengecoh kiper lawan dan mengirim bola ke pojok kanan gawang.

Sayang kegemilangan Bepe tidak diikuti oleh dua algojo penalti Indonesia berikutnya. Sugiantoro gagal mencetak gol setelah bola sepakannya membentur mistar gawang. Sementara Firmansyah tidak berhasil menjalankan tugasnya karena bola sepakannya melebar jauh dari gawang.

Hal yang berbeda justru ditunjukkan oleh Thailand. Setelah kegagalan Kiatisuk, empat penendang Thailand selanjutnya, Sakda Joemdee, Therdsak Chaiman, Manit Noywech, serta Dusit Chalermsan sukses menaklukkan Hendro Kartiko.

Meski penendang keempat Indonesia, Imran Nahumarury, sukses menunaikan tugasnya, Indonesia harus kembali mengakui keunggulan Thailand setelah kalah dengan agregat 6-4.
 

Mimpi buruk babak final SEA Games 1997 terulang lagi. Indonesia harus kembali takluk di tangan Thailand melalui babak adu penalti. Harapan ratusan juta masyarakat Indonesia untuk melihat tim pujaan mereka mangangkat trofi juara harus ditunda entah sampai kapan.

Meski begitu, aksi heroik para penggawa Skuat Garuda, yang berhasil mengejar ketertinggalan dua gol dan memaksa juara bertahan berlaga hingga babak adu penalti, patut mendapat acungan jempol. Memang Timnas Indonesia belum mampu untuk mempersembahkan trofi, tapi perjuangan keras mereka jangan sampai tidak kita apresiasi.

826