3 Rahasia Keberanian Klub China Beli Pemain dengan Harga Fantastis
Presiden China, Xi Jinping terkenal sebagai penggemar berat sepakbola. Bahkan sebelum terpilih menjadi presiden pada 14 Maret 2013 lalu, Xi sudah mendeklarasikan mimpinya untuk sepakbola China: masuk kualifikasi, menjadi tuan rumah, dan memenangi Piala Dunia.
Tidak hanya berandai-andai, Xi memiliki misi untuk membangun 20 ribu pusat latihan dan 70 ribu lapangan hingga 2020 nanti, seperti diberitakan Financial Times. Kurikulum pendidikan China juga diselipkan model pembelajaran untuk menjaring bibit-bibit muda dari seluruh negeri.
Hal tersebut sebagai perwujudan pandangan Xi yang menekankan bahwa perkembangan sepakbola China harus dimulai dari akar rumput.
Dilansir BBC, Presiden Xi bahkan optimistis mampu membangun industri sepakbola dalam negeri yang akan mencapai nilai 850 miliar dolar AS pada 2025 nanti.
Pria yang juga menjabat sebagai Sekjen Partai Komunis China ini pun menyempatkan diri untuk mengunjungi kompleks latihan Manchester City, saat lawatan kenegaraan ke Inggris Oktober tahun lalu.
.@aguerosergiokun: "Thank you for the selfie, President Xi" 感谢能与您自拍,习主席!#CFAStateVisit pic.twitter.com/4du2zIaacY
— Manchester City (@ManCity) October 23, 2015
Profesor Kewirausahaan Olahraga Universitas Salford Manchester, Simon Chadwick menjelaskan rencana pemerintah China dalam dua pendekatan: pengeluaran dalam jumlah besar dari atas (pemerintah dan dunia industri), dan fokus pada pembangunan bibit-bibit muda dari bawah (akar rumput) ke atas.
Dengan visi misi serius dan keterlibatan langsung dari Sang Presiden, pemerintah bersama para pengusaha besar China tak ragu menyokong perkembangan sepakbola di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu, termasuk berani mendatangkan pemain-pemain bintang internasional.