On This Day: Evan Dimas, Lahir dari Tradisi Bola Surabaya

Senin, 13 Maret 2017 15:26 WIB
Editor: Gerry Anugrah Putra
 Copyright:

Surabaya identik dengan kota sepakbola. Di Kota Pahlawan tersebut, beribu talenta sepakbola lahir dari sistem sepakbola yang fanatik bernama Persebaya. Tepat tanggal 3 Maret 1995, lahir Evan Dimas, bocah ajaib yang kini namanya tersohor sebagai pesepakbola papan atas Indonesia.

Sejak berusia empat tahun, Evan sudah bergelut dengan bola sepak. Pasangan Condro Darmono dan Ana itu, senang mendapat hadiah bola dan sering memainkannya di lapangan tanah dekat rumah.

Banyaknya lapangan sepakbola yang terhampar di sekitaran Surabaya, membuat Evan dan teman-teman kecilnya selalu punya kesempatan bermain sepakbola. Sejak kelas empat SD Evan sudah dimasukkan ke sekolah sepakbola.

Awalnya sang ibu melarang Evan bermain dan tekun di sepakbola. Ia tak ingin Evan ‘babak belur’ saat bermain sepakbola. Namun, kemauannya yang keras tak bisa dibendung oleh sang ibu. Evan pun di daftarkan ke Sekolah Sepak Bola (SSB) Sakti di Jalan Bogowonto, komplek TNI AL Surabaya.

Gairah sepakbola begitu deras mengalir di dalam tubuh Evan Dimas. Sembari sekolah di SDN Made 1 Surabaya, Evan tetap hanyut dalam kegiatan sepakbolanya. Setiap sore Evan berlatih sepakbola, sedangkan di akhir pekan, Evan memulai menendang kulit bundar mulai dari pagi hari. 

Perjuangan Evan Dimas menuju tempat latihan terkadang berat. Ayahnya yang bekerja sebagai Satpam di Komplek Perumahan Citra Raya terkadang tidak bisa mengantarnya berlatih. Evan pun kadang berangkat sendiri atau diantar sang ibu dengan sepeda.

Tak lebih dari tiga tahun belajar di SSB Sakti Bogowonto, Evan yang sudah kelas enam dan bersiap masuk SMP pun pindah ke SSB Mitra Surabaya, yang jaraknya cukup jauh. Di Mitra Surabaya, Evan mendapat gemblengan hebat dan menjadikannya pemain muda potensial di Surabaya.

Berkembang di Mitra Surabaya

Evan Dimas bersama Mitra Surabaya.

Prestasinya mulai terlihat menonjol saat bermain di SSB Mitra Surabaya. Evan bahkan sudah bertanding ke luar kota dan keluar pulau. Kemampuanya mengolah si kulit bundar mulai diperhitungkan oleh khalayak ramai di Surabaya. Berbagai turnamen ia ikuti bersama Mitra Surabaya, baik level kabupaten sampai mewakili provinsi.

Evan yang menonjol di lini tengah mulai masuk ke tim PON tahun 2010. Hal itu berlanjut ke PON 2012 di Palembang. Sejak saat itulah dia juga menjadi bagian dari Timnas U-19 yang bakal diberangkatkan ke Spanyol dan Hongkong. Laga invitasi di Hongkong, berhasil dilalui Evan sebagai juara.

Tahun 2013 menjadi tahun yang istimewa bagi Evan Dimas. Namanya masuk ke tim Piala AFF U-19 2013 dan kualifikasi Piala Asia U-19. Evan yang saat itu juga memperkuat Persebaya Surabaya pun mendapat pelatihan keras tanpa henti di Yogyakarta.

Gilang Gemilang bersama Timnas U-19

Evan Dimas namanya meroket di Timnas Indonesia U-19.

Menjadi penggawa Timnas Indonesia U-19, Evan menjalankan tugasnya dengan baik. Penampilannya termasuk yang sempurna di usianya. Berbekal gemblengan di SSB dan pelatih Indra Sjafri, performa Evan meningkat drastis.

Keahliannya mengontrol pertandingan begitu terlihat jelas. Belum lagi tendangan kerasnya yang akurat, cukup mengingatkan publik sepakbola Indonesia dengan legenda Persebaya, mendiang Eri Irianto. 

Di Piala AFF U-19, Evan menjadi pencetak gol terbanyak bagi Indonesia dengan torehan 5 gol. Selain itu, Evan turut membawa Indonesia juara Piala AFF U-19 untuk pertama kalinya. Suatu torehan manis bagi skuat Garuda.

Dua minggu setelahnya, timnas U-19 bertanding di kualifikasi Piala Asia U-19 2014. Di pertandingan penentuan grup melawan Korea Selatan (12 Oktober 2013), Evan berhasil mencetak hat-trick yang membuat Indonesia lolos untuk ke-16 kalinya. Sayang Evan gagal mengantarkan Indonesia berjaya di Piala Asia U-19 sekaligus gagal membawa Indonesia ke Piala Dunia U-20 2015.

Tapi kegagalnya tersebut tak membuat Evan Dimas patah arang. Berbekal kemampuannya yang dominan, ia pun berkesempatan menjalani latihan di Espanyol B selama empat bulan. Segala pengalaman berharga ia dapatkan di klub Catalan tersebut.

Sepulang dari Espanyol, nama Evan masih tetap berkibar di belantika sepakbola nasional.  Permainannya bersama Bhayangkara FC yang konsisten membuatnya merangsek masuk ke Timnas Indonesia senior di Piala AFF 2016. Tapi lagi-lagi ia gagal mengantarkan Merah Putih berjaya usai dikalahkan Thailand di dua leg laga puncak.

1.9K