Haornas 2017, Olahraga Bukan Prioritas Pemerintah

Sabtu, 9 September 2017 13:02 WIB
Penulis: Muhammad Adiyaksa | Editor: Ramadhan
© Ratno Prasetyo/INDOSPORT
Caption Copyright: © Ratno Prasetyo/INDOSPORT
Caption

Menyambut Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2017, pelatih Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini turut angkat bicara. Menurut dia, pemerintah seharusnya menjadikan olahraga sebagai kebutuhan utama masyarakat Indonesia.

"Saya melihat sampai sejauh ini pemerintah belum melihat olahraga sebagai sebuah kebutuhan bagi masyarakat. Artinya olahraga masih merupakan nomor kesekian dalam prioritas," ujar Fakhri yang ditemui pewarta selepas uji coba Timnas U-16 melawan Kabomania U-17 di Lapangan Atang Sutresna, Jakarta Timur, Jumat (08/09/17) petang WIB.

Arsitek berusia 52 tahun itu kemudian memberi contoh. Kegagalan kontingen Indonesia pada SEA Games 2017 lalu menjadi bukti nyatanya. Bahwasanya, olahraga di Indonesia tengah mengalami penuruan prestasi.

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Pelatih Timnas U-16, Fakhri Husaini (depan) tengah memantau bersama staff pelatihnya. Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTPelatih Timnas U-16, Fakhri Husaini (depan) tengah memantau bersama staff pelatihnya.

"Sebenarnya ini bisa dilihat dari hasil SEA Games 2017 kemarin. Tentu kita harus bekerja keras, semua stakeholder olahraga harus bisa bersatu,” ucap pelatih asal Aceh itu.

“Dulu ada istilah olahraga memasyarakat dan memasyarakatkan olahraga. Semoga momentum Hari Olahraga Nasional ini bisa membuat olahraga seperti dulu lagi," tandasnya.

Fakhri menlontarkan kritikan ketika anak-anak tidak dapat memiliki waktu yang cukup untuk melakukan olahraga. Apa sebab? Mereka harus menghabiskan waktu yang lama belajar di sekolah.

© Istimewa
Selebrasi pemain Timnas U-16. Copyright: IstimewaSelebrasi pemain Timnas U-16.

"Sulit ketika anak-anak baru pulang sekolah pukul empat atau lima sore. Kapan mereka memiliki waktu olahraga? Karena mereka pun harus beristirahat,” tambahnya.

“Anda bisa lihat anak-anak di sini. Mereka adalah anak-anak yang akhirnya terpaksa mengorbankan sekolah mereka. Banyak aspek yang harus kita perbaiki lagi untuk bisa menyelaraskan olahraga dengan hal lain di dalam kehidupan," pungkasnya.

444