Ketum PSSI Kecam Pemain Indonesia yang Main di Malaysia, Ini Jawaban SOS

Jumat, 8 Desember 2017 14:54 WIB
Penulis: Wira Wahyu Utama | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi.

Ketua PSSI, Edy Rahmayadi juga menyindir para pemain tersebut, menurutnya mereka tak memiliki jiwa nasionalisme dan cenderung mementingkan materi. 

"Kalau mata duitan, ya repot juga kita. Enggak ada jiwa nasionalisme. Nanti akan saya kumpulkan segera," ujarnya seperti dikutip dari Kompas, Rabu (06/12/17).

"Siapa mereka? seenaknya saja mengontrak-ngontrak," kata Edy di Kantor Makostrad, Gambir, Jakarta Pusat.

Mendengar itu, Koordinator Save Our Soccer (SOS) menanggapi statement ketua PSSI tersebut, Akmal Marhali mengunggah sebuah gambar yang berisi caption berjudul 'Surat Terbuka Untuk Ketua Umum PSSI'. Isinya seperti di bawah ini.

 

PESEPAKBOLA BUKAN PRAJURIT (Surat Terbuka untuk Ketua Umum PSSI) #SOS - 08122017 - Entah apa yang sedang berkecamuk di hati dan pikiran Letjen Edy Rahmayadi terkait problematika #BolaKita. Entah siapa pula yang membisiki Ketua Umum @pssi__fai yang mengecam dan menyebut para pemain yang mencoba meniti karier dan mengembangkan kemampuannya di luar negeri sebagai orang yang mata duitan. Pak Edy sejatinya bangga dan mendukung. Saat ada pesepakbola #indonesia berkarier di luar negeri itu berarti potensi mereka dihargai. Kemampuan pesepak bola kita diakui negara lain. APALAGI KOMPETISI DALAM NEGERI BELUM BERJALAN BAIK. Dengan bermain di luar negeri, mereka akan dapat pengalaman, terbuka wawasan, meningkatkan kemampuan, dan bertambah keahlian. Output maksimalnya, tentu, untuk kepentingan #timnas. Karena cita-cita tertinggi setiap pesepakbola adalah berkontribusi untuk panji negara dan menghadirkan prestasi. Soal kemudian mereka dapat uang dari potensi yang mereka tampilkan itu tak lebih dari kompensasi status mereka sebagai pekerja #profesional. Pak Edy, percayalah, ketika pesepakbola bermain di luar negeri tak akan membuat mereka disersi. Mereka memang bukan tentara dengan Sapta Marganya. Tak juga disumpah prajurit. Tidak juga hafal Delapan Wajib TNI. Tapi, yakinlah mereka pergi untuk menjaga kesetiaan kepada NKRI demi mewujudkan prestasi. Pak Edy, yakinlah, mereka yang main di luar negeri tak akan membuka kelemahan timnas. Tapi, justru menambah kekuatan. Lihat, Cristiano Ronaldo main di luar negeri hadirkan juara eropa untuk Portugal. Mesut Oezil, Sami Khedira main di luar Jerman datangkan Piala Dunia. Saafi Sali main di Indonesia berikan juara Piala AFF untuk Malaysia. Noh Alam, Baihakki Khaizan, M. Ridhuan, Mustafic Fachrudin beri prestasi untuk Singapura. Percayalah, mereka yang main di luar negeri juga punya mimpi seperti Cristiano Ronaldo, Oezil, dan lainnya. Punya hasrat prestasi! Imam Syafi'i berkata: وَالأُسْدُ لَوْلَا فِرَاقُ الأَرْضِ مَا افْتَرَسَتْ وَالسَّهْمُ لَوْلَا فِرَاقُ القَوْسِ لَمْ يُصِبْ #Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa.. Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak akan kena sasaran. #instagram #instagood

A post shared by Akmal Marhali (@akmalmarhali) on

Entah apa yang sedang berkecamuk di hati dan pikiran Letjen Edy Rahmayadi terkait problematika #BolaKita. Entah siapa pula yang membisiki Ketua Umum @pssi__fai yang mengecam dan menyebut para pemain yang mencoba meniti karier dan mengembangkan kemampuannya di luar negeri sebagai orang yang mata duitan. 

Pak Edy sejatinya bangga dan mendukung. Saat ada pesepakbola #indonesia berkarier di luar negeri itu berarti potensi mereka dihargai. Kemampuan pesepak bola kita diakui negara lain. APALAGI KOMPETISI DALAM NEGERI BELUM BERJALAN BAIK.

Dengan bermain di luar negeri, mereka akan dapat pengalaman, terbuka wawasan, meningkatkan kemampuan, dan bertambah keahlian. Output maksimalnya, tentu, untuk kepentingan Timnas. Karena cita-cita tertinggi setiap pesepakbola adalah berkontribusi untuk panji negara dan menghadirkan prestasi. Soal kemudian mereka dapat uang dari potensi yang mereka tampilkan itu tak lebih dari kompensasi status mereka sebagai pekerja #profesional.

Pak Edy, percayalah, ketika pesepakbola bermain di luar negeri tak akan membuat mereka disersi. Mereka memang bukan tentara dengan Sapta Marganya. Tak juga disumpah prajurit. Tidak juga hafal Delapan Wajib TNI. Tapi, yakinlah mereka pergi untuk menjaga kesetiaan kepada NKRI demi mewujudkan prestasi.

Pak Edy, yakinlah, mereka yang main di luar negeri tak akan membuka kelemahan Timnas. Tapi, justru menambah kekuatan. Lihat, Cristiano Ronaldo main di luar negeri hadirkan juara eropa untuk Portugal. Mesut Oezil, Sami Khedira main di luar Jerman datangkan Piala Dunia. Saafi Sali main di Indonesia berikan juara Piala AFF untuk Malaysia. Noh Alam, Baihakki Khaizan, M. Ridhuan, Mustafic Fachrudin beri prestasi untuk Singapura. Percayalah, mereka yang main di luar negeri juga punya mimpi seperti Cristiano Ronaldo, Oezil, dan lainnya. Punya hasrat prestasi!

Akmal juga menambahkan kutipan Imam Syafi'i yang berbunyi, 'Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa. Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak akan kena sasaran'.

© Instagram/Ilham Udin Armayin
Evan Dimas dan Ilham Udin Armaiyn resmi ke Selangor FA. Copyright: Instagram/Ilham Udin ArmayinEvan Dimas dan Ilham Udin Armaiyn resmi ke Selangor FA.

Seperti diketahui, Evan Dimas dan Ilham Udin Armayin saat ini sudah resmi hengkang dari Bhayangkara FC dan bergabung dengan klub asal Malaysia, Selangor FA. Dengan kepindahannya itu, Evan Dimas diklaim menjadi salah  satu pemain termahal di Liga Malaysia.

203