Dalam pertemuan anggota AFF di Nusa Dua, Bali pada 23-23 September 2017 lalu, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menyatakan niat mereka untuk menjadi tuan rumah pesta sepakbola akbar Piala Dunia 2034.
Melihat niat besar PSSI, seluruh anggota AFF pun memberikan dukungannya pada Indonesia untuk menggelar Piala Dunia 2034. Tak seorang diri, Indonesia rencananya akan bekerja sama dengan Thailand untuk menjadi tuan rumah ajang empat tahunan tersebut.
Rupanya, niatan PSSI itu disambut dengan baik oleh Presiden Joko Widodo. Agar terselenggara dengan baik, Presiden Jokowi sempat mengajukan syarat utama kepada PSSI. Beliau meminta PSSI untuk segera membenahi kondisi sepakbola nasional yang bahkan hingga saat ini masih carut marut.
Namun rupanya impian Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2043 bukanlah perkara mudah. Karena China rupanya juga siap bersaing memperebutkan posisi tersebut. Dikutip dari Huffington Post, China memiliki peluang untuk menjadi tuan rumah piala Dunia 2034.
China sendiri bahkan telah menyediakan secara lengkap rincian sumber daya ekonomi mereka. Hal itu menunjukkan kesiapan China untuk menggeser dan mengubur impian Indonesia menjadi tuan rumah ajang sepakbola dunia tersebut.
Justru yang mengherankan, mengapa banyak negara berlomba-lomba untuk menjadi tuan rumah dalam sejumlah ajang olahraga akbar, bahkan sekelas Piala Dunia. Padahal, untuk menggelar ajang tersebut, ada sejumlah hal yang patut diperhatikan risikonya.
The Oxford Olympics Study 2016: Cost and Cost Overrun at the Games (2016) mengungkapkan bahwa kota dan negara yang memutuskan untuk menjadi penyelenggara Olimpiade, berarti tengah menjalani sebuah proyek agung yang paling boros dan berisiko secara finansial.
Berikut INDOSPORT berhasil merangkum tiga alasan mengapa Indonesia butuh berpikir ulang kembali soal rencana menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034 mendatang: