Berbicara tentang naturalisasi pemain di sepakbola Indonesia, tentu banyak pihak yang akan melakukan kritik ke pihak federasi dan klub terkait proses ini. Apalagi proses naturalisasi erat kaitannya dan sulit memisahkannya dari kaderisasi atau pembinaan pemain muda.
Salah satu legenda hidup Timnas Malaysia, Safee Sali, bahkan turut berkomentar. Menurut pemain yang pernah memperkuat Pelita Jaya dan Arema FC ini, kebijakan naturalisasi (belakangan juga terjadi di Timnas Malaysia) hanyalah program yang sia-sia dan bukan jaminan untuk mendatangkan prestasi seperti yang terjadi Timnas Indonesia dan Singapura.
"Jika naturalisasi mampu membuat perubahan ke tim nasional, itu bagus. Tapi jika hanya ingin berpindah warga negara dan tidak ada keinginan untuk mewakili negara (memperkuat timnas), saya pikir itu hanya sia-sia," kata Safee Sali, seperti dikutip dari Berita Harian.
"Kita tidak bisa bisa berharap lebih dengan pemain keturunan. Jika benar-benar hebat, tidak masalah mereka gabung timnas. Kita bisa melihat Indonesia dan Singapura yang diperkuat pemain naturalisasi, tapi mereka tidak bisa berkembang. Sedangkan Thailand yang mengandalkan pemain lokal terlihat lebih baik," pungkas peraih top skor Piala AFF 2010 tersebut.
Apa yang disampaikan Safee Sali memang ada benarnya. Sejauh ini Indonesia memang telah banyak melakukan naturalisasi pemain, hanya saja tidak ada prestasi yang ditorehkan. Setelah era Cristian Gonzales, tidak banyak pemain naturalisasi yang benar-benar berpengaruh dan dipanggil membela Skuat Garuda.
Melihat situasi ini, INDOSPORT mencoba untuk membahas beberapa alasan mengapa program naturalisasi seharusnya sudah tidak menjadi andalan di kubu Timnas Indonesia. Lantas hal apa saja membuat Indonesia seharusnya membuang 'candu' tersebut? Berikut bahasannya untuk pembaca setia.