Liga Indonesia

3 Alasan Naturalisasi Tak Lagi Pantas Dilakukan oleh Timnas Indonesia

Jumat, 6 April 2018 15:08 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Ratno Prasetyo/ INDOSPORT
Diego Michiels pada saat latihan bersama timnas di lapangan Sekolah Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang. Copyright: © Ratno Prasetyo/ INDOSPORT
Diego Michiels pada saat latihan bersama timnas di lapangan Sekolah Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang.
Jarang Dilirik Pelatih dan Lebih Condong ke Kepentingan Pribadi

Dari sekian banyak pemain yang dinaturalisasi, hanya sedikit yang menjadi andalan Timnas Indonesia dan itu hanya dalam waktu yang singkat. Sebut saja Raphael Maitimo, Kim Jeffrey Kurniawan, Diego Michiels, Greg Nwokolo, Guy Junior, Victor Igbonefo dan lainnya. Terkecuali Cristian Gonzales ataupun Stefano Lilipaly yang menjadi tumpuan di Piala AFF 2010 dan 2016 lalu.

Jika ditelaah lebih detail, tampaknya beberapa niatan untuk menjadi pemain naturalisasi lebih condong pada kepentingan pribadi atau klub. Pasalnya, pemain yang sudah memiliki kewarganegaraan Indonesia akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan atau tawaran bermain dari klub Tanah Air baik dari Liga 1, Liga 2, bahkan Liga 3 sekalipun. Hal ini bisa terlihat jelas pada proses naturalisasi Beto Goncalves maupun Esteban Vizcarra di kubu Sriwijaya FC. 

Namun, tidak ada yang salah keputusan kedua pemain tersebut, karena hal itu merupakan hak dan pilihan pribadi. Pilihan ini biasanya muncul karena sang pemain sudah merasa nyaman tinggal di Indonesia, terutama bagi mereka yang sudah lama bermain di pesepakbolaan Tanah Air bahkan sampai memiliki keluarga (istri) di sini.

© Instagram/@spaso_87
Ilija Spasojevic saat menunjukan paspor Indonesia. Copyright: Instagram/@spaso_87Ilija Spasojevic saat menunjukan paspor Indonesia.

Sekilas, tak ada yang salah dengan proses naturalisasi. Namun, akan menjadi polemik jika keadaan tersebut terus berlanjut dan menjadi prioritas utama tanpa ada usaha keras dari pihak terkait untuk mempromosikan bibit-bibit muda yang potensinya tersebar di seluruh penjuru negeri.

"Pemain lokal juga harus terus dapat dukungan. Kalau pas mereka mengalami kegagalan, kita datang dari kegagalan, kemudian bangkit," celetuk salah satu pelatih asal Brasil, Wanderley Junior yang kini menangani tim Persiba Balikpapan di Liga 2 soal progres naturalisasi pemain sepakbola di Indonesia.

Oleh sebab itu, hal paling ideal bagi PSSI dan pelaku sepakbola nasional adalah fokus pada pembinaan usia dini yang disertai dengan kompetisinya. Setiap klub seharusnya diwajibkan secara bertahap untuk memiliki elite academy di berbagai jenjang yang terintegrasi dengan baik kepada sekolah sepakbola (SSB) di sekitarnya maupun dengan skuat utama, sehingga menghasilkan talenta-talenta yang bersaing. 

1