Liga Indonesia

Acak-acak PSSI, Mata Najwa Ada di Pihak Mana?

Selasa, 29 Januari 2019 13:42 WIB
Penulis: Prio Hari Kristanto | Editor: Irfan Fikri
© Getty Images
Najwa Shihab Copyright: © Getty Images
Najwa Shihab
Perkasanya Najwa

Mata Najwa kembali menggelar acara talk show serupa bertajuk PSSI Bisa Apa Jilid II. Pada acara yang ditayangkan Rabu (19/12/19) ini, diskusi yang dibahas lebih besar lagi. 

Dengan mengundang narasumber dari pihak klub Persibara Banjarnegara, terbongkarlah sebuah persekongkolan besar pengaturan skor di Liga 2. 

Dari segala bukti yang dipaparkan di acara tersebut, tersebut nama-nama kelas kakap seperti Djohar Lin Eng (Ketua Asprov Jawa Tengah/Exco PSSI) dan Mbah Putih alias Dwi Irianto (Anggota Komisi Disiplin).

Dalam diskusi ini, Najwa turut mengundang Kapolri Tito Karnavian dan juga Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi. 

Di edisi Jilid ke-2 ini tercapai sebuah konklusi besar di mana akhirnya Kapolri Tito Karnavian memutuskan membentuk Satuan Tugas Khusus untuk memberantas mafia sepak bola di Tanah Air. 

Sayangnya, di acara Jilid II ini, Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, lagi-lagi tak hadir memenuhi undangan. Edy mengaku tak bisa datang karena disibukkan tugas-tugas di Sumatera Utara. 

Tak hanya Edy, Wakil Ketua umum Joko Driyono beserta Staf Ketua Umum PSSI, Iwan Budianto, juga menolak hadir. 

Dengan ini, itu artinya dua kali Edy Rahmayadi tidak hadir di acara ini. 

Bahkan dalam diskusi Jilid 2 ini tak ada petinggi PSSI aktif yang hadir. Gusti Randa pun tidak.

Begitu banyak nama-nama baru yang disebut, namun Mata Najwa tak bisa meminta langsung tanggapan dari petinggi PSSI. 

Apakah Acara Mata Najwa sebegitu menakutkannya bagi Edy Rahmayadi dan kolega untuk datang? 

"FIFA akan menghukum kita jika Federasi menutup diri dan Negara memaksa masuk. Tapi dengan begitu kita tahu bahwa PSSI artinya tidak menganggap penting masalah pengaturan skor," ujar pengamat hukum olahraga, Eko Maung dalam tayangan tersebut. 

Mata Najwa pun tak tinggal diam, mereka menampilkan video di balik layar pengejaran Edy Rahmayadi sampai ke Medan. 

Diketahui Edy Rahmayadi saat itu sedang bertugas di daerah sebagai Gubernur Sumatra Utara.

"Kita akan melakukan secara manual, kita bentuk kelompok-kelompok untuk melakukan pengawasan khusus," demikan jawaban Edy usai diwawancara utusan Mata Najwa.  

Dari tayangan ini lantas Kapolri Tito Karnavian dengan sigapnya menyatakan bakal membentuk Satgas Anti Mafia Bola yang belakangan mulai bekerja dan menangkap sejumlah orang yang diduga mafia. 

Tayangan jilid dua ini lantas membuat banyak wartawan harus rela nongkrongin kantor Ombudsman di Kuningan Jakarta Selatan karena banyak yang diperiksa terkait kasus yang awalnya disebut-sebut seperti 'kentut', berbau tapi tak nampak. 

652