Liga Indonesia

Acak-acak PSSI, Mata Najwa Ada di Pihak Mana?

Selasa, 29 Januari 2019 13:42 WIB
Penulis: Prio Hari Kristanto | Editor: Irfan Fikri
© INDOSPORT
Joko Driyono gantikan sementara posisi Edy Rahmayadi jadi Ketum PSSI Copyright: © INDOSPORT
Joko Driyono gantikan sementara posisi Edy Rahmayadi jadi Ketum PSSI
Pintu Masuk Polisi

Sayangnya, dalam diskusi 'PSSI Bisa Apa', para petinggi PSSI absen, termasuk mantan Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi enggan hadir. Padahal kehadirannya sangat ditunggu-tunggu oleh Najwa Shihab, peserta diskusi, dan tentu saja masyarakat. 

Justru Gusti Randa anggota Exco PSSI yang datang mewakilkan. Akan tetapi, jawaban-jawaban dari Gusti tak mampu memberikan solusi konkret dari persoalan yang ada. 

Selepas edisi pertama ini, desakan Edy Rahmayadi mundur tetap ada, tapi tak sekuat yang sebelumnya.

Aneh memang, walau masih kencang disuarakan, tak bisa dipungkiri tagar #EdyOut yang sebelumnya semarak mendadak menjadi berkurang. Malah mulai muncul tagar yang mendukung Edy bertahan dengan beredarnya #EdyStay. 

Menyoal hal ini, dalam akun instagram resmi pribadinya @matanajwa, Najwa Shihab, pernah mengunggah sebuah postingan berkonten sindiran terhadap rangkap jabatan yang dilakukan oleh Edy. 

Maklum, selain menjadi Ketua Umum PSSI, Edy juga adalah Gubernur Sumatera Utara. Dirinya yang seharusnya berkantor di PSSI pun harus 'pindah' ke Sumatera Utara. 

Rangkap jabatan inilah salah satu hal yang membuat masyarakat gemas.   

Selepas 'PSSI Bisa Apa' edisi pertama, desakan Edy mundur mulai menurun. Bisa jadi ini terjadi berkat sejumlah pernyataan yang ada dalam jalannya diskusi. 

"Pak Edy tidak salah, sebetulnya. Perlu saya luruskan, (rangkap jabatan) Pak Edy itu tidak melanggar Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional di Pasal 40," kata Sesmenpora, Gatot S. Broto, yang menjadi narasumber di PSSI Bisa Apa edisi pertama.

Namun, di waktu bersamaan, Edy tetaplah dinilai harus legowo memilih salah satu dari jabatan yang diembannya. 

"Namun alangkah indahnya kalau Pak Edy mengurus PSSI itu ada di Jakarta. Di Sumatera Utara itu kan banyak yang diurus. Nah, PSSI seakan-akan ayam kehilangan induknya. Jadi, perlu interaksi yang baik. Terkadang malah wartawan yang dijadikan alasan kegagalan timnas,"

652