Liga Indonesia

Dituntut Kalah WO Lawan Persiwa, Ini Dalih Panpel Persib Bandung

Selasa, 5 Februari 2019 09:01 WIB
Penulis: Arif Rahman | Editor: Lanjar Wiratri
© Arif Rahman/INDOSPORT
General Coordinator Panpel Persib, Budhi Bram Rachman saat menemui Bobotoh di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Senin (04/02/2019). Copyright: © Arif Rahman/INDOSPORT
General Coordinator Panpel Persib, Budhi Bram Rachman saat menemui Bobotoh di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Senin (04/02/2019).

INDOSPORT.COM - Bobotoh menuntut agar Persib Bandung dijatuhi hukuman kalah walk out (WO) dari Persiwa Wamena pada leg kedua babak 32 besar kompetisi bola Indonesia, Piala Indonesia 2018/19. Namun Persib bedrdalih jika mereka sudah melaksanakan prosedur perizinan sebagaimana seharusnya.

Tuntutan tersebut disampaikan Bobotoh, karena Panpel Persib dinilai batal menggelar pertandingan leg kedua tersebut sesuai jadwal, setelah pihak kepolisan, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) serta Dinas Tata Ruang Kota Bandung, tidak memberikan rekomendasi penggunaan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). 

Selain dari Bobotoh, pihak Persiwa juga mengajukan surat protes kepada PSSI, terkait batalnya pertandingan leg kedua digelar seusai jadwal dan meminta organisasi sepak bola Indonesia tersebut memberikan hukuman kalah WO kepada Persib. 

Menanggapi hal tersebut, General Coordinator Panpel Persib, Budhi Bram Rachman menuturkan, dalam kasus ini Panpel sudah berusaha menjalankan seluruh prosedur terkait persiapan menggelar pertandingan kandang Persib maksimal. 

Salah satunya dengan mengajukan perizinan jauh-jauh hari, selain itu kelengkapan yang dibutuhkan untuk perizinan sudah dipenuhi oleh Panpel. 

"Ya perlu dijelaskan, kami sangat paham karena bukan sekali dua kali mengurus perizinan. Bahwa ini sudah disampaikan jauh-jauh hari H-7 bahkan lebih, itu sudah kami sampaikan kelengkapan-kelengkapan, kita sampaikan sesuai prosedur, kita lengkapi semua," ungkap Bram.

Bram menambahkan, pihaknya tak bisa berbuat banyak saat tidak mendapat rekomendasi dari pihak terkait untuk menggunakan Stadion GBLA. Pasalnya, kondisi Stadion berkapasitas 38 ribu penonton tersebut mengalami kerusakan di beberapa bagian. 

Sehingga, pihaknya tak bisa memaksakan pertandingan tetap digelar di Stadion GBLA dan seusai jadwal. Karena, tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 

"Tapi tiba-tiba kenyataannya setelah ada pernyataan dari Dinas Tata Ruang bahwa itu (GBLA) tidak bisa digunakan, karena tidak layak ada penurunan tanah bangunan retak-retak. Polisi juga tidak bisa menjamin itu tidak ada apa-apa saat pertandingan. Kita juga tidak bisa apa-apa, jadi kami menganggap ini force majeure," jelasnya. 

Terus Ikuti Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya di INDOSPORT 
 

66