In-depth

Kisah Ketua Umum PSSI, Ada yang Menginspirasi Sampai Pimpin Federasi dari Balik Jeruji

Minggu, 17 Februari 2019 16:55 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Fitra Herdian/Indosport
Edy Rahmayadi memberikan bendera PSSI kepada Joko Driyono, sebagai tanda pindahnya tanggung jawab ketua PSSI. Minggu (20/1/19). Copyright: © Fitra Herdian/Indosport
Edy Rahmayadi memberikan bendera PSSI kepada Joko Driyono, sebagai tanda pindahnya tanggung jawab ketua PSSI. Minggu (20/1/19).
Puncak Titik Nadir

Ketika status PSSI kembali dipulihkan FIFA, harapan terhadap PSSI yang baru pun muncul di hati masyarakat. Apalagi, muncul sosok fresh alias baru atas nama Edy Rahmayadi.

Namun, ekspektasi masyarakat terhadap sang jenderal masih jauh dari kenyataan. Justru di era Edy Rahmayadilah PSSI mendapatkan reputasi terburuknya dalam sejarah.

Edy Rahmayadi resmi mundur pada awal 2019 ini menyusul tekanan besar dari masyarakat yang menilai dirinya telah gagal lantaran tak mampu memberikan prestasi Timnas serta kasus pengaturan skor yang mencuat. Edy juga dikritik karena gagal fokus memimpin PSSI lantaran menjadi gubernur di Sumatera Utara. 

Kasus pengaturan skor sendiri sudah cukup akrab terdengar di sepak bola Indonesia utamanya di lingkungan PSSI. Namun baru akhir tahun 2018 hingga awal 2019 ini semuanya terkuak dengan gamblang. 

PSSI pun tidak bisa keras kepala lagi seperti dahulu zaman Nurdin Halid. Berawal dari kontroversi yang muncul di kompetisi Liga 2, dibentuklah Satuan Tugas Antimafia Bola. 

Dalam waktu singkat, Satgas Antimafia Bola pun sanggup memetakan kasus pengaturan skor atau match fixing yang ada di tanah air. 

Sejumlah nama exco PSSI, Komdis, dan wasit pun ikut terseret. Puncaknya tentu saja dengan ditangkapnya Joko Driyono sang Plt. Ketua Umum pengganti Edy Rahmayadi. Joko Driyono ditangkap karena menjadi otak perusakan berkas barang bukti pengaturan skor. 

PSSI pun benar-benar di titik nadir. Pengaturan skor merupakan kejahatan terbesar di dalam sepak bola. FIFA sendiri menjadiakan praktik match fixing sebagai musuh utama mereka. 

© Petrus Manus DaYerimon/Indosport.com
Ketua Satgas Antimafia Bola, Hendro Pandowo (kedua kiri), Karo Penmas Divisi Humas Polri Dedi Prasetyo (kedua kanan), dan Wakasatgas Anti Mafiabola Krishna Murti pada acara jumpa pers terkait status tersangka Joko Driyono di Mabes Polri, Sabtu (16/02/18). Copyright: Petrus Manus DaYerimon/Indosport.comKetua Satgas Antimafia Bola, Hendro Pandowo (kedua kiri), Karo Penmas Divisi Humas Polri Dedi Prasetyo (kedua kanan), dan Wakasatgas Anti Mafiabola Krishna Murti pada acara jumpa pers terkait status tersangka Joko Driyono di Mabes Polri, Sabtu (16/02/18).

Sebagai sebuah olahraga, sepak bola Indonesia dirusak oleh praktik terkutuk ini. Parahnya, praktik ini juga melibatkan sosok ketua umum. Joko Driyono secara resmi masuk ke dalam daftar ketua umum pesakitan yang pernah ada di PSSI. 

Menanti 'Reinkarnasi' Soeratin

Publik pun kini kembali berharap. Dengan perhatian luas terhadap permasalahan sepak bola nasional yang mencapai puncaknya akhir-akhir ini, akan ada perubahan total di tubuh PSSI. 

Akan ada kembali sosok ketua umum PSSI yang sanggup menapaki jejak Soeratin dan mengembalikan PSSI sebagai wadah perjuangan untuk meningkatkan martabat bangsa dan negara di mata asing. 

Terus Ikuti Perkembangan Sepak Bola Indonesia dan Olahraga Lainnya Hanya di INDOSPORT.COM 

113